Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setelah Senja (10): Bintang itu Begitu Dekat dalam Dekap

2 Februari 2021   07:07 Diperbarui: 2 Februari 2021   07:15 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. httpjamaica-star.com

Kekuatan hati sulit untuk dimengerti lewat kekuatan budi dengan berbagai teori-teori kehidupan yang tersaji sepanjang abad hingga kini. Hati yang hidup selalu mencoba mengerti segala arti di balik realita walaupun terkadang tak pernah menemukannya, hanya terperangah karenanya. Bahasa hati menelusuri seluruh sendi makna hakiki.

Dalam waktu yang cepat, gosip ini menyebar luas. Semua anak SMA Langit tidak ada yang tidak mengetahui berita ini. Rendy, bintang sekolah ini dikatakan jadian dengan perempuan tercantik di sekolah. Kemarin, mereka bersepeda bersama di hari Minggu. Hidup serasa milik berdua, begitu kata anak-anak yang memata-matai mereka. Mareka sudah seperti tokoh cerita di buku-buku romansa remaja yang sedang digemari. Hal ini mematahkan hati kedua kubu yarg menyukai masing-masing baik Rendy dan perempuannya.

Di sinilah aku berperan, namaku Jessica. Aku adalah seorang gadis biasa dari sebuah desa bernama Sanisa. Tempat yang cukup kecil dengan sungai yang menjadi sumber hidup ini. Aku datarg ke SMA Langit dengan satu tujuan, menaikkan derajat orang tuaku. Entah apa yang kupikirkan, aku jelas tidak berencana untuk melibatkan urusan hati. Namun, di sinilah aku sedang bersama Rendy. Ya, si bintang sekolah yang kujelaskan di narasi sebelumnya. Oh, tidak, dia bagaikan sebuah menara di tengah padang ilalang. Astaga, bahkan aku tidak dapat membuat konotasi yang baik, aku benar-benar teralihkan saat ini. Ini hanya sebuah kerja kelampok, tidak akan ada revolusi yang terjadi, apalagi revousi hati dan hubungan, pikirku keras-keras.

Rendy menatapku dengan heran, darahku serasa berdesir melihatnya. Dengan gugup, aku mulai memungut koran dan dedaunan yang akan kami gunakan pada proyek ini. Kami hanya akan membuat mading dari barang bekas, aku tidak ingat bahwa prosesnya sesulit ini, jantungku berdegup kencang. Namun aku menurunkan waspadaku sehingga aku tidak sadar bahwa aku sudah berada di tengah jalan raya. Bodohnya aku, pikiranku serasa terhenti sejenak diselingi koma.  Tanpa kusadari, Rendy sudah mendorong dirinya sehingga kami terjatuh ke pinggir jalan bersama. Tinta dalam pena kehidupanku serasa terhenti sejenak dan tidak peduli betapa besarnya usahaku, aku tidak dapat merasakan apapun.

Ini adalah sebuah titik balik bagiku. Lingkaran yang sudah kubuang sedemikian rupa, entah bagaimana bentuknya saat ini. Halaman berganti dan ingatanku mulai samar mengenali ruangan putih di hadapanku. Aku berada di rumah sakit dengan Rendy yang berbaring di kasur seberangku. Aku benar-benar sedih dan menyesal. Tiba-tiba saja pintu coklat itu terbuka dan menampakkan seorang perempuan cantik. Marie, pacar Rendy, berteriak marah tepat di hadapanku. Ia terlihat lelah namun matanya menunjukkan keheranan bahwa Rendy menyelamantkanku. Aku merasa seperti berada di dalam botol kaca menyaksikan segala kejadian yang terjadi namun tidak dapat berbuat apa-apa.

Ini adalah pengalaman yang tidak akan kulupakan. Aku bergegas beranjak dari tempat dudukku dan mengambil segelas air perasan jeruk yang ia siapkan untukku. Ya, dia adalah Rendy yang kuceritakan atau kau bisa menyebutnya suamiku sekarang. Benar kata orang, manusia tidak akan pernah tahu apa yang akan tertulis di kertas takdir selanjutnya. Apapun itu, aku bersyukur karena pada halaman selanjutnya dan seterusnya, Rendy berada di sampingku. Aku juga tidak tahu bagaimana panah asmara itu menancap pada kami, menyasar sepertinya, namun ceritanya panjang. Lima paragraf tidak cukup untuk menuliskan kisahku ini, maka aku akan mengakhirinya di sini. Mungkin di lain waktu, lain kehidupan, atau entah peradaban yang mana, aku akan menceritakannya padamu tentang bintang kehidupanku.

*WHy-keSy

**Setelah Senja: sebuah kisah imajinatif reflektif yang mencoba mendaratkan nilai-nilai kehidupan (life value) dalam kisah fiksi ke dalam konteks zaman yang sangat nyata dalam realita hidup ini. 

***Setelah Senja: Dari pagi menjelang malam ada berbagai dinamika kehidupan yang menjadi bagian cerita hidup kita. Semuanya itu akan berjalan begitu saja dan pada akhirnya terlupakan begitu saja pula jika kita tidak berusaha mengendapkannya dalam sebuah permenungan sederhana tentang hidup ini demi hidup yang lebih hidup setiap harinya. "Setelah Senja" masuk dalam permenungan malam untuk hidup yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun