Mohon tunggu...
Martin Siregar
Martin Siregar Mohon Tunggu... -

Sudah lahir di Medan sejak zaman dahulu kala. Sempat main ke Kalbar sekitar 11 tahun. Kembali ke Medan. Tahun 2007 Persiapan Program Pendidikan Anak di Meulaboh Aceh Barat. Dalam kesempatan inilah Martin Siregar menemukan rongsokan berlumpur akibat bencana Tsunami (2005), rangka sepeda ontel Gazelle (1932) . Sepeda dipermak sedemikian rupa, sehingga menjadi kenderaan utamanya selama di Meulaboh dan di Medan.Menerbitkan buku : Istriku Kumpulan Cerpen Unkonvensionil Jilid I atas kerja sama Ford Foundation – IKAPI Kalbar (2003). Tahun 2008 di Medan menerbitkan“Kawan Kentalku Bason Kumpulan Cerpen Unkonvensionil II atas dukungan The Camp Connection 77. Naskah buku ke tiga tinggal naik cetak : Kumpulan Renungan Singkat Unkonvensionil.\r\nTengah 2010 merasa jenuh kerja di dunia perLSMan, Martin Siregar bersama keluarga hijrah ke dusun Bali desa Sebarra kec. Parindu Kabupaten Sanggau Kapuas Kalbar ---menjadi petani karet tradisionil ditanah leluhur keluarga ----

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Tulang, Dini dan Kusro

16 April 2011   06:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:45 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Waduh !!! Kupikir tak datang kau. Rupanya sempat juga kesini, ditengah tengah kesibukanmu selesaikan tugas kantor. "Yah,...Begitulah Tulang, capek badan ini kerja menumpuk belum juga selesai". Untung jumpa Tulang bisa ketawa ketawa . Hi...hi...hi.. Si Dini balas salam hangat Tulang. "Ya...ya...aku juga rindu sama Dini". Bahkan karena sudah lama tak jumpa, aku sampai lupa gimana muka Dini" : Si Tulang utarakan kegembiraanya jumpa Dini. Lantas Tulang lanjut cerita. Pernah satu waktu aku habis makan sulit membayangkan muka Dini. Waktu itu aku makan banyak sampai perut buncit. Sedangkan pikiran sibuk membayangkan muka Dini. Di kepala tetap saja penasaran bertanya: Gimana muka Dini ????. Selesai makan, aku ymasuk ke WC. Buka celana jongkok dan bunyi : "Plung..". Oh !!! Muka Dini. Aku gembira gara gara bunyi "plung" jadi teringat muka Dini."Hu...ha...ha...Dini berderai tawa. Jadi muka Dini, Tulang samakan dengan bunyi"Plung" ?. Kurang ajar !!! Dini kembali tertawa. Kusro yang dari tadi diam juga ikut tertawa.

Itulah awal jumpa kangen antar Tulang, Dini dan Kusro. Sore itu dengan wajah jelek merengut keriting si Kusro datang menjumpai Tulang. Kusro mengaku bahwa dia sedang suntuk tak selera mengerjakan apa apa."Aku butuh refresing Tulang". Yuk...Kita ajak Dini ngopi. Kata Kusro". Mana ada buaya nolak bangkai". Yok...Mari kita berangkat : Tulang langsung gayung bersambut, segera bangkit dari tempat duduk

Tulang Dini dan Kusro selama seminggu ini memang heboh ngobrol di facebook. Kusro yang selalu jadi sasaran tembak si Dini dan Tulang. Karena Kusro sedang terobsesi lanjut sekolah ambil S3 , maka semua hal yang ada di dunia ini mau dibahasnya secara ilmiah.

"Ini kan Koyol" ???" Dini cerewet merespon Kusro. Jangan jangan "cara berak yang baikpun" mau dibahas si Kusro secara ilmiah Hua...ha...ha...Tulang membantu Dini memojokan Kusro. Tapi, Kusro ngak sakit hati. Dia percaya bahwa Tulang dan Dini (mengucapkan itu) bukan berangkat dari dendam. Justru Kusro sangat yakin bahwa Dini dan Tulang sangat mendukung hasratnya lanjut S3.

"Begini..ya..Tulang". Sudah kubaca notes Tulang tentang unkonvensionil di notes maupun seluruh tulisan Tulang yang dicopy ke falshdisk. Dengan badan menyempit muka jelek lemas Kusro mau minta tolong Tulang. Mengangkat bebannya yang ngak paham maksud cerpen unkonvensinil. Tulang dengan ringan tanpa beban wajah ganteng cerah ceria penuh kemenangan menjawab si Kusro jelek muka keriting :"Aku saja yang ciptakan istilah itu ngak ngerti". Apa lagi kau ?? Kau kan baru kenal istilah itu beberapa bulan yang lalu. Hua...ha...ha Tulang ketawa menyepelekan Kusro. Dini berwajah"plung" ikut juga tertawa.

Kau kan sudah baca note"Mari Kita Konsep". Berarti kau tahu bahwa sejak zaman dahulu kala (tahun 2003) aku sudah ditanya Ical tentang hal itu. Dan, dari notes kau tahu makin banyak orang hiruk pikuk gara gara unkonvensionil. Sampai sekarang belum juga ada konsepnya. "Iya...Tulang. Saye itu punye kawan batak sedikit". Tak pernah ke Medan. Tapi saye ikut ketawa bace note Tulang:"Belanda Pukimaknya Itu". Hua...ha...ha..Dini ketawa. Muka kawan kita masih jelek keriting penuh kepedihan lemas menjawab:"Memang betul yang Dini bilang". Tapi mau nya ada konsep yang utuh argumentative. Mendengar jawaban Kusro di kepala Tulang terbit kalimat:"Walau muka jelek keriting penuh kepedihan tetap saja si Kusro ini maniak ilmiah.

Kusro..Begini sajalah !!!" Tulang nampak suntuk sulit menahan marah. Kau sudah ikut diundang rapat membuat milis pada kamis 13 april yang lalu di rumah Ical. Tapi, kau tak datang. Milis itu akan dipakai untuk memelihara kecintaan kita untuk menulis. Lewat milis kita akan dipacu tuk terus menerus memberikan tinjauan kritis hal ikwal menulis. Ratih, Nita, Farah, Sani Ipal punya otoritas penuh mengelolah milis. Aku, Calsesek, Subro, Abdulah dan lain lain hanya memback up semangat tersebut. Itulah keputusan rapat.

Nanti semua anggota milis mengcopy dan mempelajari semua tulisanku. Lantas kita cari moment yang tepat untuk membahas tulisan tulisan itu. Semua matang merdeka memberi pendapat. Baik secara ilmiah sarat argumentasi objektif atau komentar emosionil subjektif tanpa argumentasi --- semuanya dibebaskan bicara ---. Nah !! hasil pembahasan itulah yang kita masak agar menjadi utuh sebagai sebuah aliran baru dalam dunia tulis menulis. Memiliki karakteristik yang spesifik genit menggemaskan*) ikut warnai dunia tulis.

Jadi..tulang kayak orang yang mempertahankan disertasi ??? Kusro jelek muka keriting mulut menganga memberi respon. Jadi..Tulang lebih dulu dapat S3 ????. "Pantatmu itu Kusro !!!" Tulang marah. Sudah kubilang !!! Konsep diperoleh dari hasil murni "Dialog Partisipatif" antar kita. Jadi konsepnya adalah milik kita bersama. Anggota milis akan bertambah sesuai dengan seleksi oleh team yang sudah ditunjuk.(Sani, Ipal, Ratif, Farah Nita). Wajah Dini gembira puas, dalam hati aku yakin bahwa Dini sedang berkata:"Mampus kau Kusro, kena marah Tulang".

Kutulis

Sebelum buka celana jongkok menengok muka Dini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun