Mohon tunggu...
Marthinus Selitubun
Marthinus Selitubun Mohon Tunggu... Penulis - Hanya seorang hamba

Seorang warga dari Keuskupan Agats Asmat, Papua. Mencoba menginspirasi orang-orang terdekat lewat doa dan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berjuanglah untuk Sempurna

19 Februari 2023   20:20 Diperbarui: 19 Februari 2023   20:48 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto https://fokushidup.com/menjadi-sempurna-bukan-sekadar-baik/

          

Dalam suatu rekoleksi pernah ditanya oleh pendamping rohani, mujizat yang pernah kamu lakukan atau alami?. Kemudian masing-masing orang yang hadir mulai menuturkan kisah masing-masing. Ada yang bisa menyembuhkan orang, ada yang disembuhkan. Ada seorang mahasiswa yang saat kehabisan bahan makanan, secara tidak terduga diberi makanan oleh tentangga. Ada seorang Bapak berkisah bahwa dia pernah diturunkan dari jabatannya, dan dimutasikan pedalaman terpencil. 

Dia merasa sakit hati, marah, dan kecewa. Akan tetapi dia terus berdoa mohon rahmat pengampunan sehingga terhindar dari dendam. Akhirnya dia bisa bersahabat dengan pimpinannya ini. Di akhir sharingnya dia menyimpulkan: Mencintai orang yang kita cintai itu mudah, tapi mencintai orang yang membenci kita itu yang luar biasa... itulah mujizat. 

Sabda Yesus tentang hukum Kasih, sungguh berbeda dengan hukum Taurat. Yesus justru memperkenalkan jenis hukum yang sungguh baru, yaitu kasih yang sempurna, tulus serta penuh pengorbanan. Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana bersikap kasih sebagaimana Allah sendiri adalah kasih. Beberapa contoh sederhana yang ditampilkan Yesus sehubungan dengan hukum kasih dan hukum Taurat ini dapat kita cermati bersama-sama.

Yesus mengajarkan kita untuk tidak membalas dendam. Hukum Taurat mengatakan, "mata ganti mata, gigi ganti gigi", namun hukum kasih mengatakan, "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, kalua orang menampar pipi kananmu berkanlah juga pipi kirimu." Ajaran ini tidak hanya disabdakan Tuhan Yesus namun juga ditunjukkan dengan tindakan nyata Tuhan, dengan peristiwa Salib. Tuhan Yesus tidak membalas namun Dia justru mendoakan mereka yang menganiaya-Nya. Bagaimana dengan kita? Sebagai manusia kita cenderung sejalan dengan Hukum Taurat!

Yesus juga menegaskan kita untuk melakukan lebih dari yang dituntut atau diharapkan. Hukum kasih mengajarkan kepada kita untuk memberikan lebih banyak kepada orang lain. Tuhan Yesus bersabda, "Jika orang mengadukan engkau karena mengingini bajumu, berikan juga jubahmu, jika orang memaksamu berjalan satu mil, berjalanlah bersama dia 2 mil.." 

Kita semua sebagai anak-anak Allah hendaknya melakukan dengan lebih baik kewajiban kita , bukan hanya melakukan yang standar saja, tetapi melakukan segala sesuatu secara sempurna. Inilah bukti kasih kita kepada Bapa yang telah terlebih dahulu mengasihi kita yang memberikan kepada kita lebih dari apa yang kita minta.

Dalam hukum kasih, Yesus juga mengajak kita untuk menjadi orang yang baik hati, lembut hati, dan murah hati. Tuhan bersabda, "Berikanlah kepada orang apa yang memintanya, dan jangan menolaknya." Tuhan menghendaki kita semua para pengikuti-Nya yang telah diangkat sebagai anak-anak Bapa, untuk senantiasa berbuat baik, bukan hanya kepada sesama kita yang baik saja, bahkan kepada mereka yang memusuhi kita. 

Sebab Bapa kita juga telah berbuat yang sama kepada kita umat manusia, yang mengasihi semua orang, yang baik maupun yang jahat, maka kita yang menjadi anak-anak-Nya hendaknya berbuat yang sama. Ibaratnya, kasih Allah itu merata, sama seperti cahaya matahari yang menerpa semua orang: untuk orang baik dan untuk orang jahat, atau seperti udara segar bagi semua orang tanpa memandang suku, ras, agama atau golongan.

Semoga kita dapat mengalahkan kejahatan dengan perbuatan baik kita, ditengah arus dunia yang semakin lama semakin tidak mengenal kasih. Marilah kita menjadi pribadi yang sempurna dihadapan sesama, karena kesadaran akan cinta sempurna yang telah kita terima secara cuma-cuma dari Allah sebagai sumber hidup kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun