Konsistensi berarti melampaui tembok yang diciptakan dalam suatu hubungan, memercayai sesuatu atau seseorang, bahkan ketika situasi tertentu bisa membuat kita ragu.
Ketidakkonsistenan dewasa ini adalah penyakit yang tersebar luas. Sayangnya, banyak orang berpikir bahwa itu adalah hal yang normal. Ironisnya, bahwa menjadi tidak benar adalah hal yang benar. Dalam relasi pun, orang mudah menjalin sebuh hubungan, kemudian mereka dapat dengan mudah mengikuti aroma menggoda lain, dan segera bisa  mengubah arah.Â
Hal ini bisa terjadi dalam kelompok manapun, bahkan terjadi pula dalam komunitas- komunitas keagamaan. Pedihnya adalah ketika kita menemukan tantangan atau hambatan, sulit bagi kita untuk mencari kemungkinan jalan keluar atau memberi orang lain kesempatan untuk tumbuh. Kita lalu menghukum orang yang bersalah seakan-akan kitalah yang paling benar.
Kita semua diundang untuk menjadi 'kelompok konsisten'. Hal itu berarti kita menjadi bagian dari sebuah keluarga, sebuah komunitas, dan merasakan bagian integral darinya. Sebaiknya setiap pribadi pribadi menyadari bahwa dia adalah salah satu sel terkecil yang memainkan peran besar dalam sebuah tatanan tubuh dunia.Â
Kehadiran kita yang konsisten dengan gema yang positif dalam sebuah komunitas dengan harapan dan kegembiraan, tentu akan membuat dunia berkembang dan menjadi ladang yang baik bagi masa depan anak-anak setelah zaman kita nanti.
Marilah, hidupkanlah imanmu dengan berani beda dan konsisten, dengan menjadi seorang penabur yang benar dan bijaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H