Pengaruh perkembangan telekomunikasi seluler dan perkembangan industri kreatif di Indonesia
Menjatuhkan pilihan menjadi usahawan terkadang bukanlah sebuah hal yang mudah. Bayang-bayang untung rugi setidaknya menjadi sekelebat pemikiran yang membebani ketika ingin memulai sebuah usaha. Bagaimana dan dimana akan membangun usaha adalah pertanyaan klasik yang seringkali menunda motivasi untuk memulainya. Kepercayaan diri dan motivasi untuk sukses dalam memulai usaha merupakan faktor penting yang terkadang jarang dimiliki sebagian besar dari kita. Mungkin itulah sebagian sebabnya mengapa dinegara yang kaya sumberdaya dan berpenduduk 237.641.326 jiwa ini hanya mampu memiliki pengusaha 0,24% dari total populasi tersebut. Angka ini jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Singapura yang memiliki angka mencapai 7,2 %, Thailand mencapai 4,1% dan Malaysia memiliki 2,1% dari total populasinya memilih wirausaha sebagai mata pencahariannya. Jika kita merujuk pada pendapat David Mc Clelland, seorang sosiolog yang terkenal dengan teori motivasinya, maka Indonesia harus terus meningkatkan jumlah pengusaha mencapai minimal 2% dari total penduduknya agar terus mampu bergerak menjadi negara makmur
Ditengah kenyataan diatas, optimisme bemunculan dari bidang-bidang usaha industri kreatif. Geliat industri kreatif sejalan dengan perkembangan telekomunikasi seluler dan konvergensi IT telah memunculkan usahawan-usahawan muda kreatif. Pemanfaatan perkembangan telekomunikasi seluler ditangan anak-anak muda saat ini membuat pertanyaan klasik "bagaimana dan dimana akan memulai usaha ?" terjawab sudah. Teknologi seluler membuat usahawan muda yang berkecimpung dalam industri kreatif menemukan cara efektif mempromosikan produknya, etalase bagi produknya serta arena transaksi hanya dari dalam genggaman selulernya. Tak terpungkiri, pemanfaatan teknologi seluler telah menjelma sebagai sumberdaya modal yang berperan penting sebagai sarana promosi dan pemasaran yang murah, cepat dan efisien sehingga dapat menekan biaya dan meningkatkan keuntungan bagi industri kreatif.
Menumbuhkan Wirausaha di Kalangan Muda
Tingginya angka pengangguran yang disebabkan daya serap lapangan kerja tidak sebanding dengan angka pencari kerja membuat pemerintah bersama pihak swasta berkomitmen untuk terus meningkatkan angka wirausaha. Upaya untuk mendorong pertumbuhan wirausaha tersebut difokuskan terhadap para generasi muda khususnya kalangan pelajar dan mahasiswa. Hal ini didasarkan pada data Kementerian Pendidikan Nasional yang memperlihatkan pada umumnya lulusan SLTA (60,87%) dan perguruan tinggi (83,18%) lebih berminat menjadi pekerja atau karyawan (job seeker) dibandingkan dengan yang berupaya menciptakan kerja (menjadi wirausaha). Padahal jika kita melihat data sebelumnya, angka wirausaha baru mencapai 592.467 orang wirausaha, atau masih dibutuhkan sekitar 4,15 juta wirausaha jika kita merujuk pada asumsi David Mc Clelland diatas. Oleh sebab itulah upaya penanaman jiwa kewirausahaan bagi generasi muda dirasa pelu agar minat kedepannya tidak hanya melulu sebagai pekerja atau karyawan, namun memilih berkecimpung dalam wirausaha agar mampu menciptakan lapangan kerja.
Gencarnya upaya pemerintah maupun swasta dalam menumbuhkan wirausaha dikalangan pemuda sangat terasa selama penulis berada dibangku perkuliahan. Begitu banyak program-program yang digulirkan oleh pemerintah maupun swasta guna memacu jiwa dan semangat kewirausahaan bagi pemuda di perguruan tinggi agar mampu kreatif dan inovatif dalam melihat peluang dan memanfaatkannya menjadi sebuah usaha yang dapat dikembangkan secara mandiri. Ada beberapa upaya yang diinisiasi pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi diantaranya adalah mata kuliah kewirausahaan, Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK). Mata kuliah kewirausahaan merupakan matakuliah yang ditempuh mahasiswa pada semester III (setidaknya di Universitas tempat saya menuntut ilmu) dan termasuk kedalam struktur kurikulum Mata Kuliah Perilaku Berkarya. Mata kuliah ini mengajarkan dasar-dasar dan prinsip dalam kewirausahaan dan diakhiri dengan praktik memulai usaha kecil dilingkungan kampus. Sementara itu, pendekatan berbeda dilakukan dengan Program Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK). Program ini digulirkan setiap tahun berdasarkan tahun anggaran guna menjaring ide-ide kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usaha skala kecil maupun menengah bagi mahasiswa. Mekanisme yang dikembangkan kedua program tersebut hampir sama, yakni mahasiswa secara berkelompok diminta menuangkan ide usaha/bisnis yang ingin dikembangkannya kedalam bentuk proposal usaha lengkap dengan rincian permodalan yang dibutuhkan untuk kemudian diajukan kepada Dirjen Dikti.
Disamping upaya jalur formal tersebut, upaya mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahan juga melalui beasiswa, seminar-seminar, pelatihan kewirausahaan, maupun gelaran kompetisi perencanaan usaha (bussiness plan competition) bagi mahasiswa. Saat ini begitu banyak kompetisi perencanaan usaha yang digagas oleh universitas, instansi pemerintah, perusahaan swasta, maupun pemerintah daerah. Tidak jarang gelaran kompetisi perencanaan usaha menyediakan hadiah yang sangat besar sebagai upaya merangsang lahirnya wirausaha muda. Beberapa kompetisi perencanaan usaha yang digelar secara berkala diantaranya adalah Business Plan Competition ITB, National Business Plan Competition FE UI, Kompetisi Proposal Bisnis SOI Asia, Lomba Business Plan "Diplomat Success Challenge", Kompetisi Business Plan Solo, Kompetisi Business Plan Anderson Tanoto, Beasiswa Bussiness Plan Bank Mandiri, dan masih banyak lagi.
Upaya tersebut secara keseluruhan ditujukan guna menumbuhkan jiwa kewirausahaan dikalangan kaum muda. Dari upaya tersebut muncul banyak usaha kreatif dan inovatif yang memiliki prospek sangat baik. Dalam praktiknya usaha-usaha yang lahir dari program-program PMW, PKMK, gelaran kompetisi perencanaan usaha (bussiness plan) selalu mengarah pada bidang-bidang dalam industri kreatif seperti desain, fashion, kerajinan, hingga piranti lunak yang memang diminati dan dapat dijadikan wadah berkreasi bagi kaum muda.
Menilik Industri Kreatif di Indonesia
Pamor industri kreatif sebagai sektor strategis dalam perekonomian kian meningkat dalam 5 tahun terakhir, setelah pada tahun 2006 mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia yakni sebesar 104,8 trilyun rupiah atau 5,7% dari total PDB. Apa sebenarnya industri kreatif itu? Menurut hemat penulis, industri kreatif merupakan penciptaan barang dan jasa yang bernilai tambah karena muncul dari ide orisinil individu yang berdasarkan pada kreatifitas, keterampilan dan bakat individu. Adapun Kementerian Perdagangan pernah memberikan definisi indutri kreatif merupakan industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Dinegara kita, pengelolaan dan pengembangan industri kreatif berada dibawah koordinasi tiga kementerian yakni Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perindustrian dan Kementerian