Ajang akbar kompetisi olahraga multicabang paling prestisius di daratan Asia hadir kembali. Sejak digelar pertama kali pada 1951, perhelatan ke-18 tahun ini akan menjadi ajang kebanggaan seantero negeri. Kesuksesan menjadi tuan rumah pada 1962 adalah bukti bahwa seluruh elemen bangsa tak pernah mempersiapkan diri setengah hati. Kini, mengusung semangat menyatukan energi, seluruh negeri bertekad menjadikan kehormatan dan kebanggaan event Asian Games 2018 sebagai pertunjukan jati diri.
Tekad Mengungguli Sejarah
Rakyat Indonesia pernah begitu bangga. Saat perdana menjadi tuan rumah Asian Games pada 1962, sukses diraih sebagai penyelenggara sekaligus prestasi terbaik kedua dari 17 negara peserta. Kala itu, Indonesia belum diperhitungkan dikancah dunia. Tidak ada yang menduga, sebuah negara yang sedang berbenah diri mampu mengemban tugas dan membuka mata dunia lewat bidang olahraga. Padahal kondisi bangsa kala itu cukup pelik. Dihujani dengan kondisi kesulitan ekonomi, terpaan berbagai konflik, serta ketidakstabilan kondisi sosial politik. Belum lagi ketiadaan infrastruktur olahraga memadai dan minus pengalaman menggelar ajang olahraga internasional. Dengan segala kondisi saat itu banyak yang meragukan Indonesia dapat sukses menjadi tuan rumah dan berprestasi.
Faktanya, segala keterbatasan itu tidak membuat optimisme bangsa mundur sejengkalpun. Meski perlu banyak pengorbanan, pemerintah meyakinkan inilah kesempatan emas menunjukan siapa kita dimata dunia sekaligus momentum pembangunan karakter bangsa. Berapapun biaya yang harus ditanggung tak masalah, asalkan harga diri dan martabat Indonesia diakui. Berkat tekad dan visi besar itu, bangsa kita mampu tampil apik. Momen tuan rumah dijadikan ajang menunjukan segala potensi dan nilai keluhuran bangsa dengan cara yang baik. Hal itu dibuktikan dalam empat tahun sejak terpilih sebagai tuan rumah melalui voting Dewan Federasi Asian Games pada 23 Mei 1958, kerja keras dan optimisme melahirkan kesuksesan sebagai pembuktian kerja bangsa.
Fokus Indonesia tak hanya semata paripurna sebagai penyelenggara, namun prestasi olahraga pun harus berjaya. Pembentukan Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) menjadi langkah untuk memusatkan berbagai kegiatan olahraga di seluruh daerah sebagai pembentuk tim Indonesia yang kuat. Proses pada akhirnya tak mengkhianati hasil. Asian Games 1962 yang mengusung semangat "Ever Onward" (Maju Terus) sukses menggelar 15 cabang olahraga. Indonesia menunjukan taringnya dengan meraih posisi kedua terbaik dengan 21 emas, 26 perak, dan 30 perunggu yang berhasil didulang. Rekor prestasi yang hingga saat ini bahkan belum mampu diulang. Kini setelah 56 tahun berlalu, momentum untuk mengungguli sejarah prestasi itu datang. Asian Games 2018 menjadi medan pembuktian segala tekat dan semangat seluruh elemen bangsa untuk Indonesia kembali meraih kejayaan sekali lagi.
Puncak gelaran Asian Games 2018 berpusat di Jakarta dan Palembang tinggal hitungan hari. Persiapan terus dimatangkan, berbagai venue pertandingan dan sarana prasarana pendukung terus disempurnakan. Sementara itu, para atlit kian giat berlatih diiringi semangat, doa dan dukungan publik yang mengalir tanpa pamrih. Euforia telah menyala-nyala diberbagai daerah berharap akan prestasi juga prestise. Dukungan pun ditunjukan oleh semua pihak, pemerintah, swasta serta masyarakat. Menyatukan misi dukung bersama dengan mengusung target sukses sebagai host, hebat sebagai penyelenggara serta berjaya dalam prestasi. Kesemuanya dihadirkan dalam beragam bentuk, wujud dan saluran demi satu tujuan harumnya nama Indonesia dikancah dunia.
Gerak serentak dilakukan pemerintah pusat dan daerah dalam memberikan dukungan untuk menyukseskan Asian Games 2018. Beragam billboard, baliho, banner dan bentuk publikasi lainnya terpampang pada sudut-sudut kota dan kantor-kantor pemerintah sebagai cara formal menggalang dukungan. Tidak ketinggalan layar kaca, saluran udara dan jejaring media sosial juga menjadi penghimpun semangat Asian Games yang kali ini mengusung tema Indonesia sebagai energi Asia. Tidak berhenti disitu, ruang-ruang publik juga semakin meriah diisi dengan berbagai tema yang mengalirkan euforia dan optimisme bangsa dalam menyambut pesta olahraga benua asia. Stasiun, bandara, ruas-ruas jalan, pusat perbelanjaan, serta fasilitas publik lainnya turut berhiaskan tema Asian Games.
Semangat saling membahu juga ditunjukan oleh pihak swasta. Dukungan sponsorship tidak henti mengalir untuk ikut serta membesarkan gelaran yang menjadi momentum penggerak jati diri kebangsaan. Bentuk lain dukungan juga ditunjukan pada produk barang maupun jasa yang atraktif mempercantik diri dengan tema edisi khusus Asian Games. Semangat kembali pada budaya dan jati diri bangsa begitu ketara pada sketsa warna-warni khas logo Asian Games 2018 lengkap dengan tampilan maskot Bhin-Bhin (Cendrawasih), Kaka (Badak) dan Atung (Rusa) yang ditambahkan diberbagai kemasan produk. Kesemuanya dilakukan sebagai bentuk dukungan gelora semangat Bhineka Tunggal Ika dalam menyongsong Asian Games 2018.