Kompasiner yang terkasih, salam jumpa, salam literasi. Sekian lama tidak menulis nampaknya kaku untuk memulai kata dan kalimat; apalagi membahas topik yang sensitif dan rame diperbincangkan saat ini, yaitu tahun politik.
Sebelum mengulas lebih jauh tentang topik ini, saya ingin memperkenalkan pilihan politik saya, biar tulisan yang tidak berfaedah ini tidak dianggap 'titipan' . Selanjutnya tentang keberimbangan, biarlah sidang pembaca yang menilainya sendiri.
Saya simpatisan partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan pendukung Presiden Jokowidodo . Pilihan politik saya adalah gerakan restorasi ala partai Nasdem. Politisi idola saya Adian Napitupulu, politis PDI Perjuangan. Demikian pilihan politik saya.
Beda boleh kan?, Kita Indonesia kita bineka itu dasar saya berargumen.
**
Lanjut pada topik. Saya percaya demokrasi di Indonesia hari demi hari sudah semakin baik dan kreatif.
Masih ingat puisi-puisi Fadli Zon?, atau fenomena kartu kuning ketua BEM UI kepada presiden Jokowidodo. Terkini saling berbalas lagu antara kubu yang menghendaki Jokowi diganti dengan kubu yang menginginkan Jokowi dua periode.
Fenomena kartu kuning BEM UI sampai lagu 2019 ganti presiden dan lagu presidenku luar biasa. Bagi saya dan bagi kedewasan demokrasi itu lebih baik; daripada saling hujat di media sosial, menyebarkan berita bohong, politik identitas, sampai isu PKI pun dibawa-bawa. Apalagi soal tagar sama sekali tidak mendidik. Namun melalui kampanye-kampanye kreatif seperti lewat lagu, rakyat bisa menilai sendiri mana fakta dan mana yang dipaksakan untuk menjadi fakta. Atau setidaknya melalui cara-cara seperti ini, tidak memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Cuma pilihan politiknya saja yang berbeda.
Itu pendapat saya, apa pendapat kompasiner yang lain. Tulis di kolom komentar dan mari kita diskusikan. #Kitabineka. #KitaIndonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H