Mohon tunggu...
Martin Karakabu
Martin Karakabu Mohon Tunggu... Guru Kampung yang Tertarik pada Dunia Bloging dan Menyukai Kegiatan di Luar Lapangan -

https://www.karakabu.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inilah Penyebab "Kematian Budi Pekerti"

9 Februari 2018   23:00 Diperbarui: 9 Februari 2018   23:24 1449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rutinitas pekerjaan dan gadjet telah mencuri waktu terbaik kita bersama keluarga, bahkan di meja makan sekali pun sering kali kita masih sibuk dengan bisnis atau sekedar bertegur sapa dengan mereka yang di luar sana. Cukup sudah dan sekarang mari kita mulai ciptakan waktu terbaik bersama keluarga. Walau hanya sejam, lakukan setiap hari dan rasakan manfaatnya.

Saya menulis karena sudah melakukannya, sebelum itu saya pun sibuk dengan urusan kerja dan hoby. Akibatnya isteri menangis anak menjauh. Saat saya membalik arah dan memberikan satu hari terbaik bersama keluarga tercinta, suatu perubahan terjadi.

"yah, ini tehnya", itu yang dilakukan putri kecilku saat saya sedang sibuk membuat soal USBN . Sesaat kemudian dia pun berujar "jangan lupa ya ayah, Sabtu kita jalan-jalan", dia mengingatkanku dan memberi pesan, "silahkan ayah kerja, saya memberi dukungan melalui segelas teh ini, tetapi jangan lupa Sabtu adalah waktu bersama keluarga".

Mungkin ada yang mengatakankan, apakah salah membahas pekerjaan di rumah?, tidak salah karena pekerjaan dapat menghidupi keluarga. Namun sediakan waktu terbaik bersama keluarga tercinta pun menjadi keharusan karena kita bekerja untuk menghidupi keluarga bukan menjadi hamba dari pekerjaan itu sendiri.

 

Kedua, Jadi Sahabat Bagi Anak

Kurikulum 2013 membuat anak-anak mengalamai tingkat jenuh dan stress yang cukup tinggi. Lho kenapa pak?. Bisa dibayangkan setiap hari minimal seorang pelajar SMP, SMA dan SMK menerima sekitar 3 sampai 4 pelajaran. Konsep belajar tuntas yang digadang oleh kurikulum 2013 seperti mengharuskan ada tugas dari setiap pelajaran tersebut. Di sisi yang lain, seorang remaja harus belajar kurang lebih 8 jam di sekolah. Mulai pukul 07.00 -- 14.30 WIB dari Senin sampai Jumat.

Pertanyaan saya waktu mengerjakan PR kapan?. Sabtukah...?, memang mereka robot yang tidak butuh refresing. Pulang sekolah, memang mereka tidak butuh istirahat?. Minggu kalau begitu. Memang yang Nasrani tidak ke gereja?.

Artinya apa dalam situasi tersebut anak-anak mengalami tekanan mental, lelah fisik, dan ketidakterpenuhinya kebutuhan dasar manusia untuk refresing. Jika terus dipaksakan untuk belajar, maka yang ada bukan belajar melainkan memberontak. Mengapa, karena secara psikologi remaja tersebut merasa orang dewasa tidak memahami kesulitan mereka.

Jadi apa solusinya?

Sederhana sekali, jadilah sahabat bagi mereka. Menjadi sahabat?, sebagai orang dewasa kita bisa memaharahi mereka jika melakukan kesalahan yang sifatnya fatal. Di sisi yang lain kita pun "dituntut" untuk bisa menjadi pendengar yang baik dan memahami kesulitan mereka. Tidak perlu bertindak sebagai orang paling tahu karena kita orang dewasa. Melainkan selalu sediakan "ruang" untuk mengakui kesalahan kita di depan anak, dan jika anak melakukan hal yang benar dan baik, berilah penghargaan dan apresiasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun