Mohon tunggu...
Martina Lindri Suarlembit
Martina Lindri Suarlembit Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Menulis Cerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Padamu Tuan

15 September 2024   13:52 Diperbarui: 15 September 2024   13:55 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bentangan terpal biru memikat mata, namun tak dapat buatku paling darimu jua

Kencang angin bertiup tak lantas dapat menyejukkan ragaku s'perti mana kau t'rus pujiku

Rupa kaku mu yang kian indah dari waktu ke waktu, menggoda rasa tuk t'rus tertuju

Bagaimana tidak daku sejatuh cinta ini padamu, jika cela padamu jua kau jadikan sempurna 

Berat s'wara mu selalu buat ku candu, kata per kata darimu bak lantunan syair pengantar lelap

Andik matamu menghantarkan ku pada jurang penuh tanya, apakah makna yang tersirat ?

Dekap hangat mu bak rumah tempatku berteduh dari beribu panah caci maki dunia padaku

Bersamamu daku terisi, sedih dan bahagiaku kau rayakan dengan hebatnya 

Ku haturkan besar terimakasih padamu tuan, sebab t'lah bersedia menerima wanita penuh luka ini 

Dengan lapang dada kau terima amukan gilaku, lembut belai mu berhasil meredahnya

Tak mudah kau nyerah padaku yang s'lalu minta tuk pisah acap kali lelah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun