Keberhasilan penyelenggara Pemilu melaksanakan hajatan nasional pada Pemilu Presiden/wakil presiden dan legislatif di tahun 2024 patut diapresiasi oleh segenap komponen bangsa. Terlepas dari berbagai dugaan kecurangan yang mewarnai Pemilu ini, pada akhirnya masyarakat dapat bernafas lega dengan ditetapkannya Paslon 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka oleh KPU RI sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024 sampai dengan 2029 mendatang dengan damai. Â Meski belum ideal, Pemilu masih menjadi pilihan wahana demokrasi, kompetisi untuk mengisi jabatan-jabatan politis.Â
Muck dan Verkuilen (2002) menjelaskan indikator pemilu yang demokratis yaitu: (1) inklusif, artinya, semua warga negara yang memenuhi persyaratan berhak menggunakan hak pilihnya; (2) bersih, dengan kata lain, preferensi pemilih harus dihormati; dan (3) kompetitif, artinya, pemilu harus menawarkan pilihan yang tidak bias di antara pemilih. Pemilu di Indonesia masih bergelut dengan persoalan politik transaksional, money politics, black campaign, dan hoaks sebagai PR serius di setiap Pemilu, bahkan mungkin saja di Pemilu mendatang. Â
Pemilu adalah kompetisi politik atau persaingan memperoleh kekuasaan, namun selayaknya perlu mengedepankan kesantunan politik atau etika politik dalam membangun kehidupan politik yang santun, cerdas, mengedepankan etika serta moral untuk membawa kepada tujuan kesejahteraan rakyat. Idealnya masyarakat pemilih harus cerdas yaitu pemilih yang menggunakan hak pilihnya dengan pertimbangan rekam jejak, visi misi, dan program kerjanya kandidat, anti money politic, dan tidak mudah terpengaruh berita hoaks di berbagai media sosial.Â
Hoaks yang marak jelang Pemilu, menjadikan pendidikan politik menjadi sebuah keharusan, khususnya bagi milenial atau Gen Y dan Z yang memiliki ketergantungan besar pada media sosial.
 Baik Gen Y  dan Z lahir ketika sistem internet dan jaringan global sudah tertata mapan. Kemampuan memfilter semua informasi yang diterima menjadikan mereka dapat berperilaku positif, berimbang, mengedepankan etika, dan cerdas dalam berpolitik. Generasi yang cerdas dan santun ini akan mampu mewujudkan mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien, efektif, demokratis, transparans, dan akuntabel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H