Mohon tunggu...
marthino bereteti
marthino bereteti Mohon Tunggu... -

manusia biasa yang belajar dan bekerja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Halusinasi LSD Beatles di Arteri Pondok Indah

22 Januari 2015   22:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:34 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14219244371915594838

Sebagai pengemar lagu Beatles semasa sekolah. Lirik lucy in the sky with diamond menjadi satu pemahaman aneh ketika diterjemahkan. Ah mengapa pula lucy di awan bareng berlian?

Penasaran akan maksud lirik aneh dari grup legenda membuat saya mencari pesan tersembunyi yang biasa di samarkan musisi. Pencarian kode referensi lagu terkuak ketika browsing Lucy in the Sky with Diamondadalah LSD, sebuah racikan kimia penghantar halusinasi.

Penulis lagu John Lennon awalnya mengatakan inspirasi lirik di ambil dari gambar Lucy O’Donnell anak perempuan teman Julian Lennon di sekolah. Tetapi dalam wawancara beberapa tahun kemudian pengakuan John berubah dan mengatakan lirik bersumber dari citra cerita kanak Alice In the Wonderland. Pengakuan jujur di akhirnya d keluarkan Paul Mc Cartney tahun 2004. YAP.  Lagu itu tentang racikan halusinasi LSD.

Racikan perangsang halusinasi LSD tidaklah berasal dan diolah sederhana dari alam seperti halnya ganja juga magic marshroom yg di racik dari jamur tahi kerbau. LSD adalah karya ahli kimia dari Swiss. Albert Hofmann yang bekerja di Sandoz tak sengaja menemukan khasiat halusinasi secara kebetulan. Demikian halnya juga ekstasi yang komposisi kimia ditemukam oleh ahli kimia Amerika. Alexander Shulgin yang meninggal tahun lalu.

Beberapa tahun lalu polisi pernah menangkap dan menghancurkan permen karet anak mengandung LSD dan kini racikan kimia halusinasi ini menjadi perhatian lagi setelah mobil Christopher di jalur arteri pondok indah mengirim nyawa ke awan.

Sungguh sebuah lirik tersamar dan faktor tersembunyi penyebab kecelakaam yang tak saya  pahami..

*teriring turut simpati tuk korban yang berjatuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun