Aksi Yuyun Ahdiyanti ini tentu saja tidak hanya memberikan dampak positif bagi sekitarnya, UKM Dina juga berhasil meningkatkan perekonomian sekitar dengan memberdayakan lebih dari 200 orang Penenun dan 15 orang penjahit.Â
Selain itu, yang lebih menarik lagi Yuyun Ahdiyanti berhasil mewujudkan desa Ntobo sebagai kampung Tenun dengan berdatangannya para wisatawan yang tertarik untuk melihat proses pembuatan kain tenun di sana. Nah, inilah kalau tujuannya baik tentu berbuah baik ya, bukan hanya untuk pribadi tapi juga sekitarnya bahkan yang lebih keren memperkenalkan Bima dan kearifan lokalnya ke pasar luar negeri.Â
Selalu melakukan inovasi terkait variasi produk, hal ini terus Yuyun lakukan untuk mempertahankan daya saing. Juga membuka peluang bermitra dan berkolaborasi dengan berbagai pemerintah maupun akademisi terkait pembuatan zat pewarna alam nanopartikel serta kegiatan budidaya. Disela kesibukannya, Yuyun juga aktif memberikan pelatihan kepada anak-anak muda demi terjaganya warisan budaya kain tenun Bima.Â
Apa yang Yuyun Ahdiyanti perjuangkan dengan melestarikan warisan budaya, mudah-mudahan bisa memantik semangat para generasi muda supaya tergugah betapa pentingnya menjaga warisan budaya dari leluhur. Bukan hanya memakainya saja, tetapi juga harus memaknai unsur kebudayaan yang terkandung di dalamnya sebagai pedoman hidup.Â
Saya yakin kalau setiap sekolah juga berupaya memberi pelajaran tentang sejarah dan budaya, tentu hal ini tidak bisa secara sepihak saja, harus bersama-sama dimulai dari lingkungan rumah supaya terbiasa memperkenalkan sejarah nenek moyang dan cinta dengan produk dalam negeri.***
Salam Budaya!
Sumber referensi: Astra.co.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H