Mohon tunggu...
Reni Marthauli
Reni Marthauli Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga Yang Suka Membaca dan Menulis

Simple Woman

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Yuyun Ahdiyanti, Srikandi Pejuang Kampung Kain Tenun Bima Nusa Tenggara Barat

8 November 2024   19:38 Diperbarui: 8 November 2024   21:50 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yuyun Ahdiyanti (sumber foto: Astra.co.id)

Aksi Yuyun Ahdiyanti ini tentu saja tidak hanya memberikan dampak positif bagi sekitarnya, UKM Dina juga berhasil meningkatkan perekonomian sekitar dengan memberdayakan lebih dari 200 orang Penenun dan 15 orang penjahit. 

Selain itu, yang lebih menarik lagi Yuyun Ahdiyanti berhasil mewujudkan desa Ntobo sebagai kampung Tenun dengan berdatangannya para wisatawan yang tertarik untuk melihat proses pembuatan kain tenun di sana. Nah, inilah kalau tujuannya baik tentu berbuah baik ya, bukan hanya untuk pribadi tapi juga sekitarnya bahkan yang lebih keren memperkenalkan Bima dan kearifan lokalnya ke pasar luar negeri. 

Selalu melakukan inovasi terkait variasi produk, hal ini terus Yuyun lakukan untuk mempertahankan daya saing. Juga membuka peluang bermitra dan berkolaborasi dengan berbagai pemerintah maupun akademisi terkait pembuatan zat pewarna alam nanopartikel serta kegiatan budidaya. Disela kesibukannya, Yuyun juga aktif memberikan pelatihan kepada anak-anak muda demi terjaganya warisan budaya kain tenun Bima. 

Apa yang Yuyun Ahdiyanti perjuangkan dengan melestarikan warisan budaya, mudah-mudahan bisa memantik semangat para generasi muda supaya tergugah betapa pentingnya menjaga warisan budaya dari leluhur. Bukan hanya memakainya saja, tetapi juga harus memaknai unsur kebudayaan yang terkandung di dalamnya sebagai pedoman hidup. 

Saya yakin kalau setiap sekolah juga berupaya memberi pelajaran tentang sejarah dan budaya, tentu hal ini tidak bisa secara sepihak saja, harus bersama-sama dimulai dari lingkungan rumah supaya terbiasa memperkenalkan sejarah nenek moyang dan cinta dengan produk dalam negeri.***

Salam Budaya!

Sumber referensi: Astra.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun