Saat ini negara-negara dunia tengah disibukkan menghadapi pandemi covid-19, termasuk Indonesia. Terhitung sudah lebih dari dua triwulan masyarakat Indonesia berjuang bersama melawan pandemi ini dan belum ada yang bisa memprediksi secara pasti kapan pandemi ini akan berakhir. Tak ayal pandemi covid-19 di Indonesia membawa dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat. Tidak hanya dalam bidang sosial dan kesehatan, namun juga dalam bidang ekonomi. Banyak masyarakat yang mengeluhkan pendapatan menurun, terutama bagi mereka yang berwirausaha. Daya beli konsumen yang rendah berimbas pada menurunnya permintaan terhadap produk yang dijual.
Hal ini pula yang dirasakan oleh pengerajin opak klethek di Desa Tanjungsari, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Hambatan dialami oleh mereka yang menggantungkan hidup sehari-hari dengan berjualan opak klethek dimasa pandemi. Bermula dari masalah ini, tim dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Malang, yang terdiri dari Dian Rachmawati, S.Pd, SE, Â M.Pd; Prof. Dr. Sri Umi Mintarti, SE, MP, Ak; Rizky Dwi Putri, SE, S. Pd, M. Pd; dan Drs. Ir. Yohanes Hadi Soesilo, S.Th.,M. Div, M.E, mewujudkan salah satu tridharma perguruan tinggi yakni melakukan pengabdian masyarakat dengan cara terjun langsung memberikan penyuluhan dan pengembangan agroindustri singkong pada 10 Agustus 2020 silam.
Selain menjalankan salah satu tridharma perguruan tinggi, pengabdian kepada masyarakat juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan warga setempat khususnya pengerajin opak klethek. Kegiatan yang dilakukan dengan cara memberikan  penyuluhan dan pengembangan agroindustri singkong, disambut baik oleh pengerajin opak klethek dan kepala desa Tanjungsari. Manfaat yang timbul dengan adanya penyuluhan ini dapat dirasakan oleh Bu Endang selaku mitra kegiatan. Menurut Bu Endang, dengan dibimbing dan diarahkah langsung oleh para dosen, dapat menambah wawasan dirinya dan pengerajin lain seputar dunia usaha yang sudah lama digeluti secara turun-temurun.
Sebagai output kegiatan, tim dosen jurusan Ekonomi Pembangunan FEB UM membuatkan desain produk agar lebih menarik serta mendaftarkan perizinan produk industri rumah tangga atau PIRT agar produk yang berbahan dasar singkong ini memiliki standar resmi dan bisa dipasarkan di swalayan sekitar, sehingga pengerajin opak klethek bisa terus memproduksi jajanan tradisional khas Tulungagung tersebut tanpa menggantungkan pada sistem made by order. Selain itu, telah disepakati pula MOA kerjasama dengan kepala desa Tanjungsari, Bapak Muhammad Rifa'i, terkait dengan tridharama perguruan tinggi. Setelah diadakan kegiatan ini, harapannya desa Tanjungsari bisa menjadi sentra usaha opak klethek agar kesejahteraan masyarakat meningkat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI