BEST PRACTICE
Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Melalui Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) Dalam Materi Personal Recount Text Pada Siswa Kelas VIII SMP Pelita Raya Kota Jambi
(Martha Oktavia Togatorop, M.Hum.)
Mahasiswa PPG DalJab Bahasa Inggris
UNIVERSITAS JAMBI
Memasuki era abad 21 saat ini kita dapat melihat dan mengalami secara langsung bahwa adanya terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran. Yang mana proses pembelajaran yang terjadi pada abad 20 masih berpusat pada guru, pengajaran bersifat langsung dalam bentuk pengetahuan, pendalaman materi, keterampilan dasar, fakta dan prinsip, teori, berbasis materi, dibatasi waktu, kompetitif, berbasis teks, tes sumatif dan belajar untuk melanjutkan sekolah. Sedangkan pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, pengajaran bersifat interaktif, fokus pada keterampilan, lebih memperhatikan proses, memunculkan pertanyaan dan masalah, melakukan praktek berbasis projek sesuai kebutuhan, kolaboratif, personalized, berfokus pada komunitas global, berbasis web dan belajar untuk kehidupan.
Pada abad 21 sekarang ini masih saja ditemukan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh peserta didik terkhusus dalam pembelajaran bahasa Inggris. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terhadap peserta didik kelas VIII SMP Pelita Raya Kota Jambi diketahui bahwa rendahnya minat belajar bahasa Inggris yang dimiliki oleh peserta didik, minimnya penguasaan kosakata bahasa Inggris peserta didik, lalu kurangnya kemampuan membaca dan menulis peserta didik, dan rendahnya kemampuan peserta didik berbicara dalam bahasa Inggris. Kondisi tersebut dilatarbelakangi oleh rendahnya minat belajar peserta didik, faktor lingkungan sosial dan keluarga yang kurang mendukung kemudian ditambah faktor guru yang belum melakukan inovasi pembelajaran yang optimal dan efektif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Pada PPL siklus II ini, saya sebagai seorang guru abad 21, tentunya sangat berempati melihat situasi yang terjadi dalam pembelajaran di kelas serta terpanggil untuk segera melakukan sebuah terobosan yaitu dengan melakukan inovasi pembelajaran model dan metode Project Based Learning (PJBL) dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris dalam materi Personal Recount Text pada siswa kelas VIII SMP Pelita Raya Kota Jambi. Tujuan penerapan inovasi pembelajaran model dan metode Project Based Learning (PJBL) ini adalah untuk mengatasi kesulitan belajar ataupun masalah pembelajaran yang dihadapi oleh peserta didik. Selain itu, penerapan inovasi ini juga dapat memberikan dampak yang positif dalam pembelajaran bagi peserta didik di kelas. Seyogianya guru merupakan seorang sutradara pembelajaran di kelas, oleh sebab itu peran guru merupakan peran yang sangat vital dalam membuat perubahan dan kemajuan untuk pendidikan dari waktu ke waktu.
Adapun peran saya dalam kegiatan PPG ini adalah melaksanakan aksi PPL siklus II yang menjadi alternatif solusi bagi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh peserta didik. Lalu tanggung jawab saya sebagai guru bahasa Inggris adalah mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Inggris materi Personal Recount Text. Kemudian melaksanakan dan mengolah proses pembelajaran agar berjalan dengan interaktif, efektif, inovatif dan menyenangkan. Pembelajaran menggunakan model dan media yang tepat serta inovatif dapat mempermudah guru mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Tantangan yang dihadapi guru sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas saat PPL Siklus II adalah rendahnya minat belajar peserta didik, faktor lingkungan sosial dan keluarga yang kurang mendukung kemudian ditambah faktor guru yang belum melakukan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan, guru belum melakukan inovasi pembelajaran yang optimal dan efektif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Pihak yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini adalah guru sebagai penyaji praktik pembelajaran, peserta didik selaku objek praktik, kepala sekolah selaku pemberi izin praktik dan narasumber wawancara solusi terpilih, guru senior selaku narasumber wawancara solusi terpilih, Dosen pembimbing selaku pembimbing dalam praktik pembelajaran, guru pamong selaku pembimbing dalam praktik pembelajaran, dan rekan mahasiswa PPG selaku observer dalam praktik pembelajaran.
Langkah langkah yang harus dilakukan oleh guru untuk menghadapi tantangan diatas adalah mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi peserta didik dengan melakukan observasi terhadap peserta didik, wawancara dengan kepala sekolah, guru senior, pengawas sekolah serta kajian literatur yang didapat dari jurnal dan artikel. Lalu mengeksplorasi penyebab masalah tersebut, kemudian menentukan apa penyebab dari masalah itu dan masalah yang terpilih digunakan sebagai dasar dalam membuat rencana aksi. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti modul ajar, bahan ajar, media ajar, LKPD, instrumen penilaian dan lembar penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan serta pemanfaatan teknologi yang disesuaikan dengan TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge). Selanjutnya melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perangkat yang dibuat.
Setelah menentukan langkah-langkah untuk menghadapai tantangan, kemudian guru menentukan strategi yang digunakan untuk praktik pembelajaran. Strategi yang diambil diharapkan mampu untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Strategi yang digunakan penulis adalah
Pemilihan model pembelajaran
Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan model pembelajaran adalah memahami karakteristik peserta didik dan karakteristik materi. Guru memilih model pembelajaran “Project Based Learning (PJBL)”, sesuai dengan sintak pembelajaran Project Based Learning (PJBL) kegiatan pembelajaran dilakukan secara rinci. Sintak 1 menyiapkan pertanyaan; guru menayangkan video terkait teks personal experience “My holiday in Bali”. Guru meminta peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan cerita tersebut. Lalu Sintak 2 mendesain perencanaan projek PJBL; guru kembali menunjukkan sebuah video teks recount pengalaman pribadi dan setelah itu peserta didik diminta membuat sebuah projek pembuatan video tentang pengalaman pribadi. Selanjutnya Sintak 3 penyusunan perencanaan projek PJBL; Guru dan peserta didik menyusun jadwal pembuatan projek yang akan dibuat yakni dalam waktu 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama menyelesaikan hingga tahap pembuatan script, pertemuan kedua menyelesaikan tahap pembuatan video dan mengupload ke media sosial. Dan Sintak 4 pelaksanaan dan monitoring projek; siswa diminta mendiskusikan dan membuat script materi personal recount text tentang liburan. kemudian Sintak 5 menguji hasil; peserta didik membuat projek video personal recount text, setelah selesai peserta didik mengirimkan video tersebut ke akun sosial medial mereka seperti tiktok dan instagram. Terakhir Sintak 6 Evaluasi pengalaman PJBL dan hasil projek; peserta didik diminta untuk menanggapi dan memberikan masukan kritis terhadap hasil projek kelompok lain. Guru memberikan penguatan terhadap hasil projek membuat video personal recount text dengan tema “My Holiday”.
Pemilihan media pembelajaran
Strategi yang digunakan guru dalam pemilihan media adalah dengan menggunakan video pembelajaran yang ditampilkan lewat Laptop dan LCD Projector. Ini merupakan pembelajaran menggunakan pemanfaatan teknologi. Proses penggunaan media ajar berbasis TPACK bertujuan untuk memudahkan guru membangkitkan motivasi dan minat belajar peserta didik dan membuat pembelajaran semakin menarik. Selain itu guru juga menyediakan slide ppt untuk menjelaskan materi ajar dan LKPD kepada peserta didik.
Pihak yang terlibat
Pihak yang terlibat dalam praktik pembelajaran antara lain: (a). Guru; guru pada penerapan ini bertugas sebagai penyaji praktik pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan guru yaitu mendidik, membimbing, memberikan masalah untuk diselesaikan peserta didik, memberikan penilaian serta melakukan evaluasi kepada peserta didik. (b). Peserta didik; peserta didik berperan sangat penting dalam proses pembelajaran karena terlibat aktif dalam memecahkan masalah yang diberikan atau dalam proses pembuatan menghasilkan sebuah karya produk. (c). Kepala sekolah; peran kepala sekolah selain memberikan izin praktik pembelajaran juga memberikan masukan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. (d). Guru senior; peran guru senior dalam penerapan pembelajaran adalah sebagai narasumber wawancara solusi terpilih untuk menjawab masalah pembelajaran (e). Dosen pembimbing; peran dosen pembimbing selaku pembimbing dalam praktek pembelajaran membimbing, mengarahkan serta memberi masukan dalam proses kegiatan pembelajaran yang baik dan benar. (f). Guru pamong; peran guru pamong memberikan masukan dalam proses kegiatan pembelajaran yang baik dan benar. Kemudia memberikan masukan dalam pengambilan video kegiatan pembelajaran yang baik dan tepat. (g). Rekan mahasiswa; rekan mahasiswa bertugas sebagai observer dalam praktik pembelajaran yang dapat memberikan saran, tanggapan dan kritik dari hasil praktik yang dilakukan penyaji.
Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melakukan strategi
Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melakukan strategi; (1) Memilih media pembelajaran yang menarik dan inovatif dapat dilakukan dengan mencari media yang interaktif untuk diterapkan dalam pembelajaran. Saya menggunakan media teknologi powerpoint didalamnya terdapat video pembelajaran yang diunduh dari youtube dan langkah-langkah pembuatan video personal recount text dibuat sendiri. Proses penggunaan media pembelajaran ini dilakukan dengan menganalisis berbagai media yang relevan, menarik dan inovatif serta memahami karakteristik peserta didik. Sumber daya yang diperlukan untuk penggunaan media ini adalah laptop, LCD Projector, loudspeaker. (2) Memahami pelaksanaan sintak-sintak dari model Project Based Learning (PJBL).
Meningkatkan hasil belajar peserta didik
Dengan melakukan pembelajaran secara interaktif, kolaboratif di dalam kelompok maka hasil belajar peserta didik pun akan dapat meningkat karena peserta didik tidak sedang berkompetisi melainkan belajar cara bekerjasama sebagai tim untuk mencapai tujuan bersama.
Meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik
Melalui penerapan inovasi pembelajaran ini motivasi dan minat belajar peserta didik akan meningkat. ini disebabkan inovasi dalam pembelajaran memiliki potensi untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna, mendalam dan relevan bagi peserta didik.
Praktik baik penggunaan model dan metode Project Based Learning (PJBL) ini sangat penting untuk dibagikan karena karena dapat memberikan dampak positif dan luar biasa dalam proses pembelajaran. Apalagi saat ini kita memasuki era Revolusi Industri 4.0, peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thingking Skills/HOTS). Salah satu Model Pembelajaran yang berorientasi pada HOTS adalah Model Pembelajaran Project Based Learning yaitu pembelajaran berbasis projek yang berpusat kepada peserta didik karena metode ini mengedepankan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan yang benar-benar ditemui di lapangan. Kemudian praktik ini juga penting untuk dibagikan kepada para guru supaya menginspirasi para guru lainnya yang mengajar di era abad 21 melakukan inovasi pembelajaran yang optimal dan efektif dalam menjawab permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik di kelas yang diampunya. Selain itu, melalui praktik ini guru dapat meningkatkan minat belajar bahasa Inggris peserta didik pada materi Personal Recount Text serta memberikan pengalaman pembelajaran bermakna kepada peserta didiknya.
Dampak praktik baik yang dirasakan peserta didik dalam penerapan model dan metode Project Based Learning (PJBL) adalah siswa terlihat antusias, siswa senang belajar bahasa Inggris, mendorong peserta didik untuk memahami materi pelajaran lebih mendalam, Setiap peserta didik berkontribusi memberikan ide dan pemikiran mereka. Hal ini tentu mendorong siswa untuk aktif mencari tahu tentang konsep-konsep materi secara mendalam. Ini juga termasuk mendorong peserta didik untuk mampu berpikir kritis menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Kemudian siswa terlihat senang dan begitu menikmati proses pembelajaran pada saat pembuatan projek video personal recount text. Mereka membagi tugas untuk menyelesaikan pembuatan video tersebut diantaranya ada yang menjadi penulis, kameramen, sutradara dan tentu saja yang menjadi presenter yang akan menceritakan cerita tentang liburannya. Lalu bagian yang paling seru dan sangat dinikmati oleh mereka adalah ketika peserta didik diminta untuk memposting video buatan mereka ke akun media sosialnya seperti tiktok dan instagram. Hasil rencana aksi yang sudah dilakukan sangat efektif. Terbukti dari hasil proses pembelajaran yang dilakukan pada metode tersebut respon positif diberikan oleh peserta didik melalui form refleksi peserta didik. Secara keseluruhan peserta didik sangat senang, termotivasi belajar dengan menggunakan metode Project Based Learning (PJBL). Bahkan dari hasil asesmen yang diberikan, nilai-nilai yang diperoleh peserta didik juga lumayan bagus.
Adapun dampak praktik baik ini bagi guru adalah guru merasa bangga dan senang melihat proses pembelajaran di kelas berjalan sesuai harapannya. Guru tertantang untuk terus melakukan inovasi pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PJBL). Pengimplementasian media ajar berbasis TPACK membuat guru semakin termotivasi untuk belajar memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran dalam penerapan aksi membuat guru semakin memahami cara bagaimana membuat peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran. Pada proses penerapan model pembelajaran terdapat sintak-sintak yang membuat peserta didik lebih mandiri dan mampu mengembangkan ide pemikirannya dalam menyelesaikan masalah ataupun menghasilkan inovasi karya atau produk.
Disamping itu dampak praktik baik bagi sekolah adalah sekolah akan merasakan dampak baik dan kebermanfaatan dari penerapan aksi yang terdiri dari langkah-langkah kecil dalam bentuk alternatif-alternatif pemecahan masalah yang sederhana jika dilakukan dengan baik dan secara konsisten. Penerapan aksi tersebut akan membuat sekolah semakin berwarna dan berdampak positif bagi peserta didik. Ditambah lagi hasil karya video peserta didik berupa video yang diunggah dalam media sosial seperti tiktok dan instagram membuat sekolah semakin di kenal oleh masyarakat dan mendapat respon yang positif dari wali murid. Berdasarkan keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil penerapan strategi ini efektif karena mampu meningkatkan hasil belajar dan motivasi peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran secara interaktif.
Pada kegiatan refleksi perlu juga mengetahui respon oranglain terkait strategi yang digunakan pada aksi yang telah dilakukan. Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan yaitu:
1. Respon kepala sekolah dan guru sangat positif terkait pelaksanaan aksi untuk mengatasi masalah pembelajaran yang dialami guru. 2. Respon positif tersebut diberikan karena guru sudah menggunakan metode pembelajaran yang variatif, model pembelajaran yang inovatif dan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan (powerpoint interaktif) 3. Respon peserta didik melalui form refleksi bahwa pembelajaran sangat menyenangkan, media yang digunakan menarik dan membantu peserta didik memahami materi pelajaran.
Keberhasilan dari penerapan strategi pada aksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari: (1) Dukungan dari kepala sekolah yang memberikan izin praktik PPL dan dukungan teman sejawat yang membantu mempersiapkan alat dalam proses perekaman kegiatan pembelajaran. (2) Penguasaan guru terhadap model dan metode pembelajaran, media pembelajaran dalam penerapan strategi aksi. Keterampilan guru dalam membuat LKPD, bahan ajar dan langkah-langkah modul ajar. (3) Keaktifan peserta didik dalam melakukan pembuatan script teks personal recount secara lisan dan pembuatan projek video personal recount text dimana peserta didik ada yang menjadi penulis, kameramen, sutradara dan tentu saja yang menjadi presenter yang akan menceritakan cerita tentang liburannya. Hasil karya video peserta didik kemudian diposting dimedia sosialnya seperti akun tiktok dan instagram. (4) Sarana prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran. Media power point tidak akan bisa digunakan untuk pembelajaran interaktif tanpa adanya LCD projector, loudspeaker dan aliran listrik yang dimiliki sekolah.
Hasil penerapan strategi pada aksi ini memiliki keunggulan dalam meningkatkan minat, hasil belajar dan keterampilan berbicara peserta didik. Pembelajaran yang dapat diambil dari proses praktik aksi yang telah dilakukan ini adalah (1) Guru sangat diharapkan merancang dan melaksanakan pembelajaran yang inovatif, menyenangkan, bermakna, dan berpusat pada peserta didik dengan cara menentukan metode, model, dan media pembelajaran yang sesuai dan relevan dengan materi sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran bahasa Inggris. (2). Metode dan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan konsep pembelajaran abad 21 yaitu pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PJBL) merupakan model pembelajaran yang inovatif dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran di kelas. (3) Guru semakin paham bagaimana mengelola kelas yang berpusat pada peserta didik.
Daftar Pustaka
Maru’ao, Nursayani (2020). Penerapan Pembelajaran Inovatif Dalam Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Gunung Sitoli. April 2020.Vol.14 No.2:221-230.
Nursiah.2023. Analisis Kesulitan Siswa dalam Berbicara Bahasa Inggris di MAN 1 Kota Makasar. Jurnal Administrasi Pendidikan Vol. 5, No. 1, 2023-07–27, hlm. 8-15
Setfika et al, 2021.Project Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Speaking Mahasiswa Abad 21. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (2021):169-171.
Sri Lena et al.2023. Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah dasar. Bhinneka: Jurnal Bintang Pendidikan dan Bahasa Vol.1, No.3 Juli 2023
Sucandra et al, 2022.Analisis Kesulitan Penguasaan Kosakata Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Inggris pada siswa kelas IV di SD Plus Lantasa Kabupaten Demak.Universitas PGRI Semarang. Jurnal vol 2 nomor 1 Februari 2022.
Tambunsari, Gunawan et al. 2021. Masalah yang dihadapi Pelajar Bahasa Inggris dalam memahami pelajaran Bahasa Inggris. Universitas Kristen Indonesia. Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra dan Budaya vol 8 no.1 tahun 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!