Dewey melalui idenya tentang pragmatisme mengajukan gagasan bahwa pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang bisa diterapkan dalam kehidupan nyata untuk mencari solusi nyata atas persoalan atau permasalahan yang nyata bagi manusia, masyarakat dan lingkungan. Dewey meyakini bahwa melalui pengalaman nyata yang bukan hanya bisa diamati tapi juga dialami melalui panca indera maka pengetahuan yang benar itu bisa diperoleh karena yang benar adalah yang relevan dan berfungsi sesuai konteks dan kondisi nyata.
Di dalam bidang pendidikan, Dewey menginisiasi apa yang disebut experential learning. Ide ini berdasar pada argumen bahwa pembelajaran yang nyata adalah yang memberikan ruang luas bagi peserta didik untuk mendapatkan pengalaman dalam belajar karena pembelajaran itu sendiri sesungguhnya adalah suatu pengalaman.
Belajar sebagai suatu pengalaman oleh Dewey dinyatakan bisa dilakukan melalui beberapa cara yang semuanya terkait dengan ide pragmatisme. Cara pertama adalah dengan apa yang sekarang dikenal sebagai learning by doing. Pembelajaran nyata terjadi jika memberikan keleluasan bagi para peserta didik untuk memperoleh sendiri pengetahuan dan kemahiran yang dicari melalui secara langsung melakukan atau mengerjakan tahap-tahap pembelajaran.
Cara kedua, melalui apa yang kini disebut sebagai Inquiry learning. Cara ini mendorong pada proses pembelajaran yang memberikan kesempatan luas bagi para siswa mengembangkan rasa ingin tahu (curiosity) agar dengan demikian bisa mendorong para peserta didik untuk secara kritis mencari sendiri jawaban atas pertanyaan-pertanyaan.
Cara ketiga, melalui model exploration learning dimana proses pembelajaran dibuat agar para peserta didik mendapat kebebasan penuh menggali sendiri pengetahuan yang benar itu sehingga terjadi engagement antara materi pembelajaran dengan konteks keberadaan para peserta didik.
Dampak dari gagasan Dewey ini adalah dimana guru bukan lagi sebagai otoritas keilmuan yang menentukan benar dan salah suatu pengetahuan karena para peserta didik bisa menemukan sendiri pengetahuan yang benar. Peran guru lebih ke arah sebagai fasilitator yang mendukung para peserta didik dalam belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H