Apa sih yang bisa diapresiasi dalam diri ini? Apa coba yang bisa dibanggakan, bakat aja ga punya. Aku mempunyai kelebihan apa? Kenapa aku nggak seperti orang-orang itu? Sepertinya lebih susah mencintai diri sendiri dari pada mencintai orang lain.
Kemampuan berbicaraku sangat buruk, menulis saja apa cukup! Aku hanya pandai menggambar. Bernyanyi pun aku sangat payah, aku malu suaraku terdengar sumbang. Gerakanku menari nggak seluwes mereka. Aduh apa aku bisa bermain alat musik ini. Pekerjaanku kok nggak sehebat pekerjaanya si, padahal kita sekolah di tempat yang sama. Badan dia bagus banget si. Hei mereka cepet banget ngerjain soalnya, kok aku nggak. Beberapa orang selalu memikirkan kemampuan yang dimiliki orang lain. Padahal kemampuan yang ia miliki juga diinginkan orang lain.
Kehebatanmu bukan hanya dilihat dari lancarnya berbicara, dari cepat tidaknya mengerjakan soal ujian, juga bukan dari seberapa bagusnya ketika kamu menyanyi maupun menari. Mau menuduh Tuhan karena tidak adil menciptakan makhluk-Nya? Tuhan menciptakan manusia dengan bermacam-macam kelebihan. Semua memiliki perbedaan, kelebihan, porsi dan kedudukan masing-masing.
Kamu payah dalam bernyanyi, tapi hasil gambaranmu bagus. Iya memang kamu payah dalam mengerjakan soal, tapi nilai sosialmu tinggi. Mungkin berprestasi bisa membuatmu menjadi lebih tinggi, tapi kerendahan hati bisa membuatmu lebih dicintai. Hiduplah dengan kelebihanmu, dunia akan terasa sangat menyenangkan. Menghargai sebuah proses adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan. Semangat ya, ubah insecure mu jadi rasa bersyukur. You're smart dengan kelebihan yang kamu miliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H