Mohon tunggu...
marta ayu
marta ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kebidana Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Mahasiswa Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mola Hydatidosa

23 Juni 2024   20:35 Diperbarui: 23 Juni 2024   20:39 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Mola hydatidosa atau hamil anggur atau hamil abnormal adalah pembentukan ari-ari (plasenta) yang tidak normal pada masa kehamilan. Kondisi ini tergolong komplikasi kehamilan yang jarang terjadi. amil anggur (mola hydatidosa) disebabkan oleh proses awal pembuahan yang tidak normal. Kondisi tersebut bisa terjadi karena sperma yang membuahi sel telur kosong, atau terdapat dua sperma yang membuahi satu sel telur. Kondisi sel sperma yang membuahi sel telur kosong disebut dengan hamil anggur lengkap. Pada kondisi ini, plasenta tumbuh tidak normal dan tidak ada embrio. Sedangkan kondisi ketika dua sel sperma membuahi satu sel telur disebut dengan hamil anggur sebagian. Pada kondisi ini, plasenta atau ari-ari tumbuh menjadi tidak normal.

Etiologi dari Mola Hydatidosa adalah berbagai kombinasi dari faktor lingkungan dan genetik. Penyakit ini biasanya diakibatkan oleh banyak faktor diantaranya baik usia, jarak antara kehamilan, riwayat abortus sebelumnya, sosial ekonomi, riwayat mola sebelumnya. patofiologi penyebab terjadinya mola hydatidosa Kromosom abnormal pada janin, seperti sindrom Down dan trisomi 18.

Infeksi pada ibu selama kehamilan, seperti rubella dan toksoplasmosis.

Gangguan kesehatan pada ibu, seperti diabetes dan hipertensi.

Berdasarkan perbedaan genetik dan patologi, mola hidatidosa bisa dibagi menjadi dua subtype yaitu, mola hidatidosa komplit dan parsial. Kehamilan mola hidatidosa karena ketidakseimbangan kromosom pada kehamilan. 

Daftar Pustaka

Meinecke, B., Kuiper, H., Drgemller, C., Leeb, T., & Meinecke-Tillmann, S. (2003). A mola hydatidosa coexistent with a foetus in a bovine freemartin pregnancy. Placenta, 24(1), 107-112.

alodokter.com pertama kali diindeks oleh Google pada December 2013

Octiara, D. L., & Sari, R. D. P. (2021). Mola Hidatidosa. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 5(1), 50-53.

Nur, E. M., & Ernawati, R. (2016). Asuhan Keperawatan Ibu S yang Mengalami Mola Hidatidosa di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

Andriana, R., & Islamy, N. (2020). Kehamilan Mola Hidatidosa Disertai Hipertiroid. JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia, 8(2), 3-9.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun