SMPN 1 Banyuwangi dan SMPN 1 Rogojampi yang merupakan sekolah Mitra USAID Prioritas di Banyuwangi diganjar penghargaan sebagai Sekolah Berintegritas dalam Ujian Nasional (UN) 2014/2015. Pemberian penghargaan ini dilangsungkan di Istana Negara pada 21 Desember 2015 bersama dengan 503 kepala sekolah se-Indonesia.
Menurut Kepala SMPN 1 Banyuwangi Drs Samsuddin Ali MPd, yang juga menjadi fasilitator daerah untuk Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menyatakan, sekolah yang dipimpinnya senantiasa menerapkan kejujuran dalam setiap kegiatan. Bukan saja jujur saat ujian, tetapi dalam kegiatan belajar mengajar dan interaksi antarsiswa pula.
“Kami tidak menyangka akan mendapat apresiasi dari Bapak Anies Baswedan. Sebab, murid kami senantiasa mengerjakan ujian dilandasi dengan persiapan belajar yang cukup dan doa bersama yang digelar di sekolah,” ujar Samsuddin Ali.
Lebih lanjut disampaikan, kegiatan pembelajaran konstektual yang telah dilatihkan oleh USAID Prioritas memberi kontribusi signifikan atas pencapaian anak didiknya. Antara pihak sekolah dan wali murid dan komite sekolah telah menyamakan visi sebelum UN berlangsung.
Program untuk mempersiapkan siswa menghadapi UN disampaikan pada pertemuan tersebut. “Ketika orang tua dan komite sekolah menyetujui, itu berarti pihak sekolah akan memperoleh dukungan dan lebih mudah menjalankan programnya kepada siswa,” papar Samsuddin Ali.
Usaha SMPN 1 Banyuwangi untuk mempersiapkan siswa kelas IX-nya menghadapi UN antara lain dengan menambah jam pelajaran di sekolah selama satu jam. “Kami menawarkan kepada orang tua apakah di pagi hari sebelum pelajaran reguler dimulai atau di akhir jam sekolah. Mereka menerima yang pagi hari,” paparnya.
Selama ini, jam efektif sekolah berlangsung selama pukul 06.40 hingga 13.20 WIB. Maka, pelajaran tambahan pagi hari dimulai pada pukul 05.45 WIB. Mereka menerima materi dari lima mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, matematika, serta IPS.
Selain itu, wali kelas mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok belajar di masing-masing kelas. Satu kelas terdapat lima hingga enam kelompok. Mereka dituntut untuk belajar mandiri dengan pendampingan dari para guru di sekolah.
Agar komunikasi antara siswa dan guru lancar, maka dibentuk grup di media sosial yang kali ini menggunakan aplikasi Whatsapp. Para guru harus siap menerima pertanyaan dari siswa yang dilontarkan di grup tersebut. Wali murid juga ikut bergabung agar tahu pola belajar anaknya dan respons guru.
“Pertanyaan tentang soal-soal pelajaran juga bisa diutarakan melalui tatap muka langsung atau memakai telepon,” imbuh Samsuddin Ali.
Selanjutnya dan yang paling penting sebagai dasar UN yang berintegritas adalah kejujuran siswa. Pihak sekolah membuat janji siswa yang dibacakan setiap upacara digelar. Intinya, siswa diharapkan menjaga nama baik sekolah dan siswa belajar keras untuk mencapai prestasi yang diinginkan.
Tidak lupa menumbuhkan toleransi antarsiswa tanpa membedakan ras, golongan, dan agama. Usaha itu tidak sia-sia. Tingkat kelulusan sekolah yang dipimpin Samsuddin Ali mencapai 100 persen.
Hal senada juga disampaikan Ida Bagus Kompiang selaku Kepala SMPN 1 Rogojampi. “Kami semakin termotivasi untuk terus mempertahankan dan memelihara prestasi ini,” ujarnya.