MARSYNTA APRILIANI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menjadi salah satu tantangan besar dalam kesehatan masyarakat di banyak negara tropis dan subtropis. Berbagai faktor, termasuk lingkungan, perilaku, dan sistem kesehatan, berperan dalam menyebarluaskan DBD. Mengatasi tantangan ini memerlukan peran aktif dari sektor kesehatan masyarakat, yang mencakup pencegahan, edukasi, dan pengelolaan kasus secara efektif.
Salah satu tantangan utama dalam penanganan DBD adalah karakteristik penularan yang terkait dengan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini berkembang biak di lingkungan yang tergenang air, seperti dalam pot, kaleng bekas, dan saluran air yang tidak terawat. Lingkungan ini seringkali ditemukan di pemukiman padat penduduk yang memiliki infrastruktur sanitasi yang buruk. Oleh karena itu, pengendalian nyamuk memerlukan pendekatan yang menyeluruh, termasuk pemantauan dan pemberantasan tempat perindukan, serta penggunaan insektisida.
Tantangan lain adalah kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pencegahan dan gejala DBD. Banyak orang tidak mengetahui betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk. Edukasi yang tidak memadai sering kali membuat masyarakat tidak menganggap serius langkah-langkah preventif, seperti menghindari gigitan nyamuk atau membersihkan genangan air. Sebagai hasilnya, penyebaran virus dengue tetap tinggi, dan kasus DBD menjadi endemik di beberapa wilayah.
Selain itu, pengendalian DBD juga dihadapkan pada masalah resistensi terhadap insektisida. Penggunaan bahan kimia yang tidak efektif atau penggunaan yang tidak konsisten dapat mengakibatkan resistensi nyamuk terhadap insektisida, sehingga upaya pengendalian menjadi kurang efektif. Hal ini menuntut inovasi dalam metode pengendalian nyamuk dan penyesuaian strategi berbasis bukti untuk tetap dapat mengendalikan populasi nyamuk.
Fasilitas kesehatan yang terbatas juga menjadi tantangan signifikan dalam penanganan DBD. Di banyak daerah, terutama di wilayah pedesaan atau negara dengan sumber daya terbatas, fasilitas kesehatan mungkin tidak memiliki peralatan atau tenaga medis yang memadai untuk menangani kasus DBD secara efektif. Kasus yang tidak diobati atau tertunda dapat berkembang menjadi bentuk penyakit yang lebih parah, seperti dengue berat, yang memerlukan perawatan intensif.Â
Indonesia merupakan negara kedua terbesar di dunia yang memiliki angka kejadian dengue lebih dari 120.000 orang. Tempat pertama di duduki oleh Brazil, dimana angka kejadiannya mencapai lebih dari 400.000 orang. Hampir seluruh bagian dari Indonesia, yang merupakan negara tropis, menjadi daerah endemis dengue, yaitu daerah yang biasa terjadi kasus dengue.
Dalam menghadapi tantangan ini, peran kesehatan masyarakat sangat krusial. Edukasi masyarakat harus menjadi prioritas utama. Kampanye informasi tentang pencegahan DBD, termasuk pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menggunakan pelindung dari gigitan nyamuk, dapat membantu meningkatkan kesadaran dan mengubah perilaku masyarakat.Â
Selain itu, program pengendalian nyamuk yang komprehensif, melibatkan pembersihan tempat perindukan nyamuk, penggunaan insektisida yang efektif, dan penerapan teknik pemantauan, dapat membantu menekan populasi nyamuk.
Kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan komunitas lokal juga sangat pentin Implementasi strategi pencegahan dan penanggulangan DBD memerlukan dukungan dari berbagai pihak untuk memastikan bahwa upaya dilakukan secara terkoordinasi dan berkelanjutan.Â