Temaram lampu minyak, mengiring sunyi yang di bawa angin
Guratan tinta di atas kertas kusam,
Semakin khusu’ mendekap sedu-sedan
Sengaja, tak sengaja,
Guratan itu merangkai lingkar senyum,
Yang saban hari, saban pagi menyapa dengan lancang!
Tapi, maafkan, dakulah yang lancang!
Diam-diam mencuri pandang, diam-diam menyimpannya di dalam ruang kosong
Lihatlah, sekarang aku merasa bodoh
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!