Besek merupakan keranjang yang terbuat dari anyaman bambu, dan biasanya besek ini oleh masyarakat digunakan untuk tempat berbagai makanan. Besek juga merupakan tempat yang cukup higienis dan tidak mengandung bahan kimia, selain itu besek bambu ini juga memiliki sedikit celah udara sehingga membuat makanan tidak akan cepat basi. Dan kerajinan besek ini dapat dijumpai di daerah perdesaan, hal ini di karena kan masih banyaknya tanaman bambu.
Begitu pun di di Desa Kalisemo, RW 02, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo sebagian besar ibu -- ibu di sana menggeluti kerajinan anyaman besek. Kerajinan ini sudah ada di sana sejak puluhan tahun yang lalu, dan masih bertahan sampai hari ini. Hampir setiap hari ibu -- ibu di Dusun Kalisemo membuat besek di teras ataupun di depan rumah. Jemari mereka lincah menganyam bambu yang sudah menjadi iratan atau  bambu yang dipotong tipis.
Mereka biasanya memulai menganyam setalah pekerjaan rumah selesai dilakukan.
Sulastri pengrajin besek yang sudah 20 tahun menekuni kerajinan ini di Desa Kalisemo, RW 02, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo (07/02/2022).
"Penjualan besek ini melalui pengepul yang mengambil besek di setiap rumah -- rumah lalu di jual ke pasar -- pasar bahkan ke kota -- kota."Ia juga mengatakan bahwasanya kendala dari bisnis anyaman besek ialah masih murahnya penjualan di desa -- desa.
Dalam keseharian Sulastri mampu memproduksi 20 buah besek dalam sehari. Harga besek bambu sendiri bervariasi, tergantung dengan ukuran besek yang dibuat. Harga besek ukuran kecil dijual dengan harga Rp 1.600, besek ukuran sedang di jual dengan harga Rp1.000, dan besek ukuran besar di jual dengan harga Rp1.500.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H