Baru-baru ini masyarakat Indonesia telah digegerkan oleh semburan lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Namun sebenarnya, apa yang terjadi?
Gunung lumpur atau dalam bahasa Inggris dapat disebut mud volcano adalah bentuk lahan yang tercipta dari letusan lumpur yang terdiri dari lumpur, air, dan gas. Ukurannya bervariasi dimulai dari tinggi hanya 1 atau 2 meter dan lebar 1 atau 2 meter, hingga tinggi 700 meter dan lebar 10 kilometer. Gunung lumpur yang lebih kecil terkadang disebut sebagai pot lumpur.
Secara umum, gunung lumpur dapat tercipta dari aktivitas mata air panas di mana sejumlah besar gas dan sedikit air bereaksi secara kimiawi dengan batuan di sekitarnya dan membentuk lumpur yang mendidih. Di bawah tekanan pemadatan, metana, dan gas hidrokarbon terkait yang bercampur dengan lumpur mendorong mereka ke atas dan meledak ke permukaan, memuntahkan lumpur menjadi bentuk seperti kerucut. Karena tekanan pemadatan dan kedalaman campuran, lumpur sering kali panas dan mungkin disertai awan uap.
Di samping itu, terdapat beberapa faktor penyebab lain terjadinya semburan lumpur di Sidoarjo. Pertama, gunung lumpur sering terbentuk di zona subduksi (tempat dua lempeng tektonik bertemu) dan Indonesia adalah rumah bagi salah satu zona subduksi paling aktif di Bumi. Kedua, karena reaktivasi tektonik dari gempa Jogja 27 Mei 2006. Ketiga, pengeboran Sumur Banjar Panji-1 dari Lapindo Brantas yang sedang berlangsung di sekitar lokasi semburan lumpur Sidoarjo.
Fenomena semburan lumpur panas di Sidoarjo sudah menjadi perhatian dunia sejak lama karena fenomena ini terbilang amat langka dan tergolong berbahaya. Banyak akibat yang terjadi karena fenomena tersebut. Di antaranya, sebanyak 16 desa di Sidoarjo tergenang lumpur panas yang terus bertambah, lebih dari 25 ribu warga Sidoarjo harus mengungsi dan 8.200 orang di antaranya terpaksa dievakuasi karena kampung halamannya tidak bisa ditempati lagi, lebih dari 10.426 unit rumah warga, 77 unit rumah ibadah terendam lumpur, 30 pabrik mengalami hambatan dan kerusakan, serta masih banyak lagi.
Walaupun fenomena ini sulit dihentikan, pemerintah tetap melakukan berbagai solusi untuk rakyat di sekitarnya. Contohnya seperti pengendalian lumpur dengan pengaliran lumpur ke Kali Porong, dibuat tanggul cincin di pusat semburan lumpur untuk mengarahkan aliran lumpur melalui spillway, dan pembangunan & pemeliharaan tanggul serta infrastruktur lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengganti rugi dan mengantisipasi terjadinya semburan lumpur di Sidoarjo kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H