Indonesia sebagai bangsa besar dengan keragaman budaya, suku, agama, dan tradisi menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan identitasnya di tengah dinamika globalisasi. Krisis identitas bangsa menjadi salah satu isu krusial, ditandai dengan semakin maraknya konflik sosial, polarisasi politik, dan melemahnya rasa kebangsaan. Dalam situasi ini, pendidikan Pancasila memegang peranan penting sebagai alat strategis untuk membangun kembali fondasi moral, etika, dan identitas bangsa. Â
A. Krisis Identitas Bangsa: Akar Permasalahan
Krisis identitas bangsa dapat ditelusuri dari beberapa faktor utama:Â Â
1. Globalisasi Budaya: Penetrasi budaya asing melalui media digital sering kali membuat generasi muda lebih mengidolakan nilai-nilai luar dibandingkan budaya lokal. Â
2. Polarisasi Sosial dan Politik: Meningkatnya konflik berbasis ideologi dan agama menciptakan jurang pemisah di tengah masyarakat, melemahkan rasa persatuan. Â
3. Minimnya Pemahaman terhadap Pancasila: Banyak masyarakat, khususnya generasi muda, menganggap Pancasila sebagai konsep formal yang jauh dari kehidupan sehari-hari. Â
Akibatnya, nilai-nilai Pancasila seperti toleransi, gotong royong, dan keadilan sosial mulai tergerus, digantikan oleh sikap individualisme, materialisme, dan hedonisme. Â
B. Mengapa Pendidikan Pancasila Penting?
Pendidikan Pancasila bukan sekadar pengajaran teoritis, tetapi juga proses membangun kesadaran tentang identitas dan tanggung jawab sebagai warga negara. Dengan internalisasi nilai-nilai Pancasila, masyarakat dapat memperkuat fondasi moral dan etika untuk menghadapi tantangan global tanpa kehilangan jati diri bangsa. Â
Namun, pendidikan Pancasila masih menghadapi kendala dalam implementasinya:Â Â
- Metode Pengajaran yang Usang: Pendekatan yang monoton dan kaku membuat siswa sulit memahami relevansi Pancasila. Â