(Sumber Gambar: Â Pinterest.com)
Apasi We Listen We Don't Judge?
Beberapa waktu belakangan ini, terdapat salah satu bahasa gaul yang ramai di kalangan media sosial (sosmed) seperti TikTok dan X (Twitter) istilah we listen we don't judge.
Istilah we listen we don't judge ini sangat ramai dikalangan Gen Z. Saat ini istilah we listen we don't judge menjadi salah satu istilah yang banyak digunakan oleh konten kreator.
Untuk diketahui, tiap bahasa gaul di medsos selalu memiliki kebiasaan penggunaan. Di medsos, istilah we listen but we don't judge biasa dipakai untuk membuat konten yang mengungkapkan keburukan atau kejelekan diri sendiri atau orang lain.
Misalnya, jika di TikTok, konten we listen we don't judge biasanya dibuat dengan terdiri dari beberapa pengguna. Tiap pengguna akan mengungkapkan keburukan yang pernah dilakukan atau kejelekan yang tidak disukai dari pengguna lain.
Dengan kebiasaan seperti ini, apa arti we listen we don't judge? Jika diterjemahkan, arti we listen but we don't judge secara harfiah adalah kita mendengarkan, tetapi kita tidak menghakimi atau mengolok.
Arti we listen we don't judge sendiri adalah permainan atau challenge untuk mengungkapkan keburukan, kejelekan, atau ketidaksukaan, yang harus didengarkan tanpa menghakimi.
Pasalnya, dalam permainan ini pengguna bisa mengungkapkan apa pun ke pengguna lain sehingga mungkin dapat di salah artikan sebagai objek untuk mengomentari kehidupan seseorang. Karena sesuatu yang bersifat buruk atau aib tidak boleh disebar luaskan, cukup di simpan sendiri dan di jadikan evaluasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H