Sudah 79 Tahun Indonesia mempertahankan kemerdekannya. Dalam sejarahnya, sosok pahlawan yang mengobarkan semangat demi melawan penjajah tidak hanya dilakukan oleh para laki - laki. Namun juga terdapat peran wanita, salah satunya si Singa Betina asal Minang yang akan kita bahas kali ini.Â
Siti Manggopoh merupakan wanita yang lahir di tanah Sumatera Barat. Tepat lahir pada 15 Juni 1881 M di salah satu desa terpencil bernama Manggopoh. Kata itulah yang menjadi asal muasal pada nama Siti Manggopoh. Meski tidak pernah merasakan bangku sekolah, beliau tetap tidak patah semangat dalam berpendidikan. Beliau menjadikan musholla sebagai tempatnya untuk mengais ilmu adat Minangkabau.Â
Siti Manggopoh adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam perlawanan melawan penjajahan Belanda, khususnya di tanah kelahirannya, Minangkabau. Kebijakan Belasting Op De Bedrifsen Ander Inkomsten (pajak atas penghasilan perusahaan atau penghasilan lainnya) oleh Belanda, menciptakan keresahan pada masyarakat Minang. Lantaran tidak sesuai dengan norma dan adat Minang yang telah berlaku secara turun temurun.Â
Selain itu dalam buku bertajuk "Perempuan Perempuan Pengukir Sejarah" oleh Mulyono Atmosiswartoputra, dikatakan bahwa tindakan semena mena juga dilakukan kepada seluruh rakyat bahkan perempuan. Ketidakpuasan inilah yang menjadi titik bagaimana Sito Manggopoh bertekad untuk berjuang melawan Ketidakadilan tersebut.Â
Sebagai penggerak dalam perlawanannya, Siti dan suaminya Rasyid Bagindo juga beberapa orang lainnya, mengatur rencana untuk melakukan penyerangan terhadap Belanda. Siti Manggopoh memiliki peran yang sangat penting, dimana ia bertugas sebagai pemimpin yang mampu menyusup ke dalam markas Belanda tanpa ketahuan. Dalam perang tersbeut, setidaknya lebih dari 50 tentara Belanda tewas.Â
Meski perjuangannya tidak sebanyak pahlawan nasional lainnya, Siti Manggopoh tetap seorang wanita yang patut untuk dijadikan role model bagi pemuda pemudi Indonesia. Perjuangannya seringkali dianggap remeh, padahal selain berjuang menjaga harga diri Indonesia juga derah asalnya, Siti Manggopoh juga dikenal sebagai seorang ibu yang penuh kasih. Bagaimana tidak, ketika dalam pengejaran Belanda, Siti Manggopoh tetap membawa anaknya selama 17 hari termasuk ketika beliau harus dipenjara.Â
Julukan Singa Betina merupakan representasi dari keberanian dan ketangguhannya dalam memimpin peperangan. "Setapak takkan mundur, selangkah takkan kembali", itulah moto hidupnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H