Mohon tunggu...
Marsuliani Puspita Sari
Marsuliani Puspita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswi psikologi di Universitas Malikussaleh, Aceh Utara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesehatan Mental di Era Digital

4 Desember 2024   19:57 Diperbarui: 4 Desember 2024   20:04 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era digital telah merubah hampir setiap aspek kehidupan kita. Kemajuan teknologi, khususnya internet telah membawa dampak signifikan terhadap cara kita berkomunikasi, bekerja, belajar, dan bahkan merawat kesehatan mental. Di satu sisi, era digital menawarkan peluang besar dalam hal peningkatan kesejahteraan mental melalui kemudahan akses informasi dan layanan kesehatan. Namun, di sisi lain, era digital juga memunculkan tantangan baru yang perlu dihadapi dengan bijaksana, karena dapat mempengaruhi kondisi psikologis individu dalam berbagai cara.

Salah satu manfaat utama dari kemajuan teknologi adalah kemudahan dalam mengakses informasi dan layanan kesehatan mental. Di masa lalu, banyak orang yang kesulitan untuk mencari bantuan psikologis karena keterbatasan akses atau biaya. Namun, dengan adanya teknologi, sekarang ini banyak aplikasi dan platform digital yang menawarkan layanan konseling psikologis secara online, yang memungkinkan individu untuk mendapatkan dukungan tanpa harus bertatap muka langsung dengan profesional. Penelitian yang dilakukan oleh Junita dan Adyani (2021) menunjukkan bahwa konseling daring dianggap efektif dalam membantu menurunkan kecemasan dan kekhawatiran pada mahasiswa. Dengan adanya pelayanan konseling online, mereka memiliki tempat yang tempat dan orang yang tepat untuk berbagi masalah yang mereka rasakan, sehingga membuat klien merasa puas dan termotivasi untuk merekomendasikan pelayanan ini kepada kerabatnya yang lain.

Platform sosial juga berperan penting dalam memberikan dukungan sosial bagi individu yang menghadapi masalah kesehatan mental. Banyak komunitas daring yang dibuat untuk memberikan dukungan emosional kepada orang-orang yang mengalami gangguan psikologis, memberikan ruang bagi mereka untuk berbagi pengalaman dan perasaan sehingga mereka tidak akan merasa sendiri.

Walaupun ada manfaatnya, era digital juga membawa tantangan besar bagi kesehatan mental. Salah satu fenomena yang paling menonjol adalah dampak negatif media sosial terhadap kesehatan psikologis, terutama pada generasi muda. Media sosial sering kali menjadi sumber perbandingan sosial, di mana individu merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri setelah melihat kehidupan orang lain yang tampak lebih sempurna atau bahagia. Fenomena "fear of missing out" (FOMO) memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan mental remaja. Rasa cemas dan stres yang dipicu oleh rasa takut ketinggalan informasi atau interaksi di media sosial dapat mengganggu keseimbangan emosional remaja. FOMO juga memperburuk perasaan rendah diri, merasa tidak diakui, dan tidak puas dengan diri sendiri. (Sachiyati, Yanuar, & Nisa, 2023).

Di samping itu, kecanduan teknologi juga menjadi masalah besar di era digital. Penggunaan perangkat digital yang berlebihan, seperti ponsel atau komputer, dapat menyebabkan gangguan tidur, kecemasan, dan bahkan isolasi sosial. Fenomena "nomophobia" (no-mobile-phone phobia), yang merujuk pada kecemasan berlebihan ketika tidak dapat mengakses ponsel, semakin marak, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Sebuah penelitian oleh Rahman et al. (2023) mengungkapkan bahwa mahasiswa dengan nomophobia kategori sedang hingga berat akan cemas ketika mereka melewatkan pesan atau telepon, melewatkan informasi penting di media sosial, dan tidak membawa smartphone saat beraktivitas.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, perlu adanya pendekatan yang lebih holistik dalam mengelola penggunaan teknologi. Salah satu langkah yang penting adalah peningkatan literasi digital. Masyarakat terutama generasi muda perlu diberi pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana cara menggunakan teknologi dengan bijak. Pendidikan tentang bahaya perbandingan sosial di media sosial, serta pentingnya menjaga waktu layar yang sehat. Hal ini akan membantu mereka untuk lebih memahami risiko yang akan muncul akibat penggunaan teknologi yang berlebihan dan membantu mereka mengatasi dampaknya.

Selain itu, pemerintah dan lembaga terkait juga harus mengimplementasikan kebijakan untuk melindungi kesehatan mental masyarakat di dunia digital. Regulasi terhadap konten negatif, seperti kekerasan atau bullying di media sosial, dapat membantu menciptakan ruang digital yang lebih aman bagi pengguna. Kampanye untuk mengurangi stigma terkait kesehatan mental dan mendukung penggunaan teknologi untuk tujuan kesehatan mental juga harus lebih ditingkatkan. Dengan demikian, teknologi dapat menjadi alat yang lebih efektif dalam mendukung kesejahteraan psikologis masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun