Kita semua rindu suasana aman, tentram dan damai sebagaimana Rumah Masa Depan yang pernah ditayangkan TVRI 27 tahun yang lalu.
Tersebutlah di sebuah desa yang damai dan asri, yang bernama Desa Cibeureum, di Daerah Cianjur, tinggallah sebuah keluarga tiga generasi yang hidup bersahaja di sebuah rumah yang sederhana. Adalah Si Kakek (Hamid Arief), dan juga Si Nenek (Mak Wok atau Wolly Sutinah)sebagai generasi pertama, tinggal bersama Pak Sukri (Dedy Sutomo) dan Ibu Sukri (Aminah Cendrakasih) sebagai generasi kedua, dan kedua orang cucunya sebagai generasi ketiga yaitu : Bayu (Septian Dwicahyo) dan Gerhana (Andi Ansi). Mereka tinggal di sebuah desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa yang telah menduda sejak lama, dan selalu menjadi santapan gosip Bu Suwito (Mieke Wijaya), seorang warga desa yang kaya dan sombong.
Ya, semua cerita itu dapat ditemukan pada Serial Rumah Masa Depan, sebuah serial drama keluarga yang dulu sempat ditayangkan setiap hari Minggu siang sekitar jam 12.30 WIB di TVRI, di tahun 1985. Pada awalnya serial ini lahir setelah diadakannya rapat dengar pendapat antara pihak TVRI dengan para pengisi siaran pada tahun 1983.Â
Ali Shahab yang kala itu hadir melemparkan sebuah ide jika film seri digarap sepenuhnya oleh kelompok di luar instansi TVRI, dalam artian digarap oleh pihak kedua sebagai pelaksana produksi, sementara TVRI sebagai pihak pertama yang berperan sebagai pemilik produksi dan penyedia dana. Maka pada saat itu disepakatilah bahwa PT. September Promotion (Sepro) sebagai pihak yang memproduksi film serial yang dimaksud. Hal inilah yang menjadi cikal bakal munculnya Rumah Produksi atau yang lebih tenar dikenal dengan sebutan Production House (PH).
Serial Rumah Masa Depan memang terinspirasi dari film serial asing Little House on the Prairie yang juga diputar TVRI di era tahun 80-an. Serial Rumah Masa Depan sangat sarat dengan pesan moral, sebagai syarat utama yang diajukan TVRI kepada pihak pelaksana produksi, dan disepakati Serial Rumah Masa Depan harus memperlihatkan sisi kerukunan antarwarga dari satu masyarakat di sebuah pedesaan. Seperti halnya serial A Little House on the Prairie yang berpusat pada Keluarga Michael Landon, demikian juga pada Serial Rumah Masa Depan, tokoh sentral dalam serial ini adalah Keluarga Pak Sukri, dengan segala kondisi suka dan duka dalam kehidupan keluarganya. Kalaupun di suatu saat ada keributan di dalam serial ini, pastilah biang keroknya selalu orang kota, atau orang yang baru saja pulang dari kota.
 Adalah Bu Suwito, tokoh antagonis yang dalam beberapa episode digambarkan sebagai tukang bikin masalah dan penyebar gosip yang berujung pada sebuah percekcokan. Dia adalah sosok yang merasa dirinya sok modern, angkuh, mau menang sendiri, dan selalu merasa dirinyalah yang paling hebat, dengan sikap selalu menjengkali hak-hak orang lain. Tapi pada suatu titik akhir cerita, biasanya Bu Suwito selalu menyesali perbuatannya dan meminta maaf kepada orang-orang yang telah dizoliminya.
Ada juga tokoh lain yang muncul dalam serial ini yaitu Sangaji, seorang anak yang kutubuku dan pintar yang selalu memiliki pengetahuan atas apa yang telah dibacanya. Sangaji digambarkan sebagai seorang anak yatim yang bekerja sebagai penjual buku di pasar, yang memiliki watak ramah dan suka menolong, berkaca mata minus yang tebal, dan sangat disenangi oleh teman-teman karena kepintarannya. Dalam sebuah episode yang berjudul Anak Ajaib, sosok Sangaji muncul sebagai anak desa yang tidak bersekolah tetapi bisa mengalahkan anak-anak kota dalam sebuah kejuaraan cerdas-cermat.
Ditulis ulang dari sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H