Mohon tunggu...
Marsudi Budi Utomo
Marsudi Budi Utomo Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Seorang Engineer, politisi, pebisnis... atau seorang ayah ???

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Skenario Inteligen Penggalangan Hujatan Sebagai Proxy War

10 Maret 2017   15:02 Diperbarui: 10 Maret 2017   15:24 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.muslimmarriageadvice.com

Rame sudah hasutan dan hujatan atas hadirnya KPUD dan Bawaslu dalam rapat internal tim sukses cakada DKI Jakarta beberapa jam terakhir ini. Disinyalir ini jebakan tim pengundang. Mereka mengundang KPUD dan Bawasluu untuk diskusi dan dibumbui dengan blow up media. Media disuguhkan frase kedatangan mereka berdua dan tim sebelum rapat dilakukan di sebuah hotel berbintang.

Masyarakat kita meramaikannyan lebih tepatnya dipaksa suasana untuk meramaikannya tanpa mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Masyarakat masuk dalam perangkap ‘penggalangan’ inteligen, mereka dipakai dan dijadikan alasan untuk menarik pilkada Jakarta ke pusat. Mereka tergiring opini KPUD Jakarta tidak netral dan sudah selayaknya diambil alih oleh KPU Pusat.

Hipotesa ini bisa benar bisa salah. Tapi perlu diamini, bahwa indikasi KPU pusat juga berpihak pada salah satu cakada juga tidak bisa dinafikkan. Menggiring kesepakatan opini masyarakat untuk mencapai keuntungan terakhir, dalam upaya "menggunakan" tangan orang lain untuk menampar KPUD, juga bisa.

Itulah bahayanya media sosial. Pengguna medsos sangat mudah dipermainkan perasaannya dengan sebuah issu yang sengaja dibuat sebagai jebakan. Hebohnya masyarakat itulah suksesnya akti penggalangan inteligen. Bedanya, penggalangan di medsos adalah menggiring dan mengarahkan pengguna medsos untuk mendukung issu yang digulirkan. Penggalangan di jalan raya adalah mengumpulkan bahkan sampai memprovokasi masyarakat untuk demo anarkis.

Untuk itu, kedewasaan bersikap dan tegas bertindak sesuai dengan informasi yang akurat perlu dimiliki oleh pengguna medsos dadakan. Jangan karena sedang ngetrend hastag-nya, lalu dikepret kesana-kemari. Sekiranya benar informasinya, itu bisa jadi sebuah kebetulan. Apabila tidak, pengguna medsos, termasuk saya, sudah kecemplung masuk ke lubang penggalangan inteligen, yang tidak tahu dilakukan oleh siapa, disponsori oleh siapa, dan tujuan akhirnya untuk apa.

Perlu dicatat, hanya kekuatan yang jumlahnya terbatas yang memiliki kemampuan inteligen seperti itu. Dan itu sudah beberapa mereka buktikan. Namanya juga usaha,, terkadang mereka berhasil berkuasa, terkadang juga jadi pecudang.

This is our life. This is democracy in my country.  (MBU)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun