Pada diskusi bersama juru pelihara candi jago yaitu Pak Mulyanto, Candi jago pertama kali didirikan pada tahun 1268 M tepatnya pada masa kerajaan singhasari yang dipimpin raja kertanegara. Kata "Jago" sendiri diambil dari kitab sangsakerta "Jajaghu" yang berarti tempat suci ataupun keagungan. Candi ini memiliki ukuran 14x24 meter dan tingginya 15 meter.
Dilihat dari fungsinya dulu candi ini diyakini sebagai tempat pendarmaan dan tempat disimpannya abu jenazah Raja Sri Wisnuwardhana. Namun, sekarang telah menjadi salah satu situs budaya yang ada di kabupaten Malang. Dilihat dari segi bentuk candi jago sendiri menerupai Gunung semeru karna pinggulnya yang lebih besar kemudian semakin atas semakin runcing
Candi ini merupakan perpaduan anatara agama Hindu dan Budha, bisa dilihat di Zaman kekuasaan Raja Wisnu Wardhana yang dimana memiliki satu keagungan yaitu menyatukan dua agama antara Hindu dan Budha sehingga dibangunlah candi ini dengan dua motif relief. Kemudian relief Budha terletak pada dinding yang paling bawah sedangkan relief Hindu ditengan hingga paling ujung.
Adapun dihalaman candi jago derdapat beberapa arca yaitu Arca Wisnuwardhana dan arca Mukakala. Candi ini merupakan salah satu keberagaman budaya dan agama yang ada di malang.Â
Kolaborasi Antar Berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan LSM budaya untuk Pemeliharaan yang lebih baik. Candi Jago harus terus mendapatkan perhatian untuk pemeliharaan yang baik. Hal ini untuk mencakup perbaikan struktur fisik, perawatan relief-relief dan arca, serta upaya untuk melindungi situs dari kerusakan lingkungan.
Penulis: Muhammad. Fatwa Ma'arij, Sulthan Al Adha, Marsiswandi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H