Mohon tunggu...
Marsi Orina Opat
Marsi Orina Opat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Bagi ku tiap detik dalam hidup ini adalah suatu anugerah yang berharga, aku hanya gadis biasa yang ingin sekedar menuliskan kata dan cerita lewat tulisan kecil ini. Aku tak ma melewatkan detik-setik dalam hidup ku, oleh sebab itu aku ingin semuanya jadi satu cerita dan bingkisan kenangan manis...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Simfoni Langit Biru

11 November 2011   12:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:47 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Alam berbahasa dengan embun di dedaunan hijau
Kala aku masih tenggelam dalam buaian sendu
Seberkas duri dari sekumtum bunga mawar masih tertanam dalam ruang di hati ini
Angin berlalu dengan iringan waktu
Aku berdiri di atas seonggok rapuhnya kayu
Di penghujung rindu yang terus memburu
Namun pupus saat hujan datang menyapu
Aku tersadar di sela rinai hujan itu
Seberkas sinar surya menghiasi pemandangan hampa
Tepat di penghujung mata ini berada
Sinarnya hangat terus menyapa
Aku pun mulai berbahasa dengan pelangi berwarna
Merangkai sebuah simfoni tentang langit biru
Berharap duri yang kau beri hilang di antara awan pagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun