Mohon tunggu...
Marsindi
Marsindi Mohon Tunggu... Mahasiswa - cookies gluten free casein free untuk anak autis

Penyedia camilan sehat bebas gluten dan casein

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perspektif Islam dalam Menyikapi Judi pada Momentum Piala Dunia

11 Desember 2022   07:27 Diperbarui: 11 Desember 2022   07:29 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Piala dunia merupakan perhelatan akbar di bidang sepak bola. Kegiatan ini dilakukan segara bergilir sebagai tuan rumah. Tahun ini Qatar menjadi tuan rumah penyelenggara Piala Dunia. Kegiatan ini mampu menjadi topik pembicaraan menarik khususnya bagi kalangan pecinta sepak bola. Opening ceremony yang berlangsung pada tanggal 20 November 2022 menampilkan berbagai penampilan yang dibawakan oleh pengisi acara sekaligus membawakan soundtrack Piala Dunia tahun ini dengan judul "Dreamers".

Dibalik kemeriahan Piala Dunia, terdapat beberapa hal yang dilakukan masyarakat menyalahi syariat islam. Tidak sedikit dari masyarakat yang melakukan perjudian. Perjudian atau taruhan tersebut sebagai bentuk dukungan atas klub bola pilihannya yang sedang bermain. Jika klub yang diusung memenangkan pertandingan maka ia mendapatkan hadiah berupa harta sesuai dengan kesepakatan. Hal tersebut jelas-jelas menyalahi aturan agama. Segala bentuk yang sifatnya menebak atau taruhan baik dalam jumlah sedikit ataupun banyak tetap saja terhitung sebagai perbuatan yang dilarang agama.

Nahdatul Ulama (NU) menghimbai agar masyarakat yang menyaksikan pertandingan sepak bola tidak memanfaatkan momentum tersebut seebagai ajang untuk melakukan perjudian, karena menurut ajaran agama islam hal tersebut hukumnya haram. Menurut Ma,u (2007) judi atau al Maysir adalah permainan dengan memakai uang yang dijadikan sebagai taruhan atau mempertaruhkan sejumlah uang atau harta berdasarkan tebakan, kebetulan dengan tujuan mendapatkan uang atau harta tersebut.

Allah menegaskan dalam Alquran bahwa judi atau al-Maysir disebutkan sebanyak tiga kali yaitu:

  • QS Al-Baqarah ayat 21
  • Artinya : "mereka bertanya kepadamu tentang Khamar dan Judi. Katakanlah: pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi keduanya lebih besar dari manfaatnya"
  • QS Al-Maidah ayat 90
  • Artinya: "hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) Khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan"
  • QS Al-Maidah ayat 91
  • Artinya : "sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) Khamar dan berjudi, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang: maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)"

Rasulullah juga melarang berjudi, hal ini tertuang dalam hadist "Barang siapa mengajak temannya bermain judi, maka hendaklah ia tebus dengan bersedekah" (HR Bukhari Muslim).  Dalam Al Quran maupun hadist sudah jelas bahwa kedudukan berjudi merupakan hal yang diharamkan. Masyarakat diharapkan tidak memanfaatkan momentum ini sebagai ajang untuk bertahun atau berjudi,

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun