Mohon tunggu...
marsigit marsigit
marsigit marsigit Mohon Tunggu... Dosen - Sharing Neutral and Objective Ideas

Peduli Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tinta Merah Kesalahan Pemerintah dalam Bidang Pendidikan

28 Mei 2017   20:54 Diperbarui: 28 Mei 2017   21:26 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

**************************

TINTA MERAH KESALAHAN PEMERINTAH BIDANG PENDIDIKAN 

Oleh Marsigit UNY

****************************

Yang saya maksud tinta merah kesalahan pemerintah dalam bidang pendidikan adalah teori, rekomendasi dan perintah melalui Kurikulum 2013 tentang Metode Scientific. Berikut analisis saya:

1. Metode Scientific secara ontologis baru mewakili seperlima metode hidup yang ada. Lima metode hidup itu meliputi: Scientific, Regularity,  Developing, Implementing dan Spirituality. Jika pemerintah melalui sistem pendidikan hanya mempromosikan dan menjadikannya ICON yaitu Metode Scientific, jelas tidak hanya keliru tetapi sesat.

2. Metode Scientific secara ontologis hanya mewakili setengah jenis keilmuan yaitu Natural Science (Natureweistessaften),  sedangkan yang tidak dapat terwakili adalah Ilmu Humaniora (Geistesweissensaften). Yang cocok dengan Ilmu Humaniora adalah Metode Hermeneutics.

3. Metode Saintifik hanya mewakili seperempat struktur hidup manusia dan masyarakat yaitu aspek materialnya saja. Sedang struktur hidup dan masyarakat secara hirarkhis dari bawah adalah: material, firmal, normatif dan spiritual.

4. Metode Santifik hanya mewakili seperlima hakikat kemampuan manusia, sebab lima kemampuan manusia secara hirarkhis dari bawah meliputi: bisa, pandai, kreatif, wasis, dan bijaksana. Metode Saintifik tidak cukup dapat masuk ranah wasis dan bijaksana.

5. Metode Saintifik hanya mewakili dua pertiga ranah kompetensi siswa yaitu kognitif dan psikomotor, sedangkan afektif tidak dapat dijangkaunya.

6. Metode Saintifik hanya mewakili separuh kebenaran yaitu _sintetik a posteriori_. Sedangkan yang lain adalah _analitik a priori_.

7. Metode Saintifik hanya mewakili dua pertiga ranah filsafat hidup yaitu Ontologi saja tidak sempurna, Epistemologi saha tidak sempurna. Yang tidak tetwakili adalah etik dan estetika.

8. Konsep Metode Saintifik yang dibuat pemerintah Indonesia melalu Kurikulum 2013, mengalami CACAT dan salah FATAL, sebab menghilangkan langkah HIPOTESIS. Semua Metode Saintifik di dunia pasti memuat langkah hipotesis, tetapi oleh Indonesia, demi memperoleh singkatan 5 M, langkah hipotesis diganti dengan MENANYA. Langkah MENANYA tidak bermakna, tidak punya arti, dan membingungkan semua guru. Padahal arti hipotesis adalah _rumusan sementara_atau _kesimpulan sementara_ yang akan dibuktikan kebenarannya melalui pengamatan dan percobaan.

9. Metode Saintifik telah mereduksi semua metode dan fenomena tunggal manusia menjadi satu dan seragam yaitu Generasi Metode Saintifik Bangsa. Maka ada banyak unsur lain yang tereliminasi: empati, intuisi, toletansi, etik, estetika, budaya, seni, bahasa, humaniora.

KESIMPULAN:

Metode Saintifik Indonesia telah meletakkan, dan sedang menciptakan KRISIS KEMANUSIAAN Bangsa Indonesia.

SOS, SAVE OUR SOUL.

Yogyakarta, 21 April 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun