Mohon tunggu...
Marshanda Aprillia
Marshanda Aprillia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

PJJ Membuat Siswa Resah, Apakah Iya?

13 Desember 2020   21:20 Diperbarui: 13 Desember 2020   21:32 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.futurelearn.com

Saat ini dunia sedang gencar dengan adanya wabah virus corona atau yang biasa disebut dengan Covid-19. Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui menyebabkan infeksi pernapasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrme (SARS).

Pandemi ini telah merubah kegiatan-kegiatan kita sehari-hari, mulai dari kemana-mana harus memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Selain itu, kita dihimbau untuk berdiam diri di rumah dan melakukan aktifitas lainnya pun di rumah, seperti bekerja, berolah raga, dan belajar dari rumah sampai keadaan benar-benar aman. Pandemi ini telah memberikan dampak yang luar biasa tentunya, terutama pada bidang pendidikan.

Pada bulan Maret 2020, pembelajaran jarak jauh (PJJ) mulai ditetapkan. Bahkan sampai waktu yang belum ditentukan. Perasaan para pelajar saat itu tentunya adalah sangat shock dan bingung, terlebih lagi pada angkatan tahun 2020.  

Terutama para pelajar SMA tingkat akhir yang sedang semangat-semangatnya mempersiapkan diri untuk melaksanakan ujian nasional dan untuk ujian masuk ke perguruan tinggi. Namun takdir berkata lain, ujian nasional akhirnya ditiadakan dan ujian masuk ke perguruan tinggi pun diundur.

Tidak terbayang rasanya menjadi alumni lulusan tahun 2020 ini yang sering disebut dengan ‘angkatan corona’. Rasa tegang untuk ujian masuk perguruan tinggi ditambah lagi dengan rasa takut terhadap pandemi ini tercampur menjadi satu. Bukan hanya pada pelajar SMA, bahkan SD dan SMP tingkat akhir pun merasakan hal yang sama.

Begitu banyak keluh kesah para siswa dimasa pandemi ini. Mereka dituntut untuk belajar dari rumahnya masing-masing tanpa harus datang ke sekolah. Pembelajaran jarak jauh ini mengharuskan siswa untuk memiliki fasilitas belajarnya sendiri untuk melengkapi pembelajaran jarak jauhnya ini, seperti laptop atau handphone, dan kuota internet. Selain itu, siswa juga harus mendapatkan  jaringan internet (sinyal) yang bagus supaya pembelajaran jarak jauhnya ini berjalan dengan lancar.

Jika kita perhatikan, masih banyak siswa yang tidak bisa mendapatkan fasilitas belajarnya itu. Salah satunya karena faktor ekonomi. Bagi mereka yang orang tuanya berpenghasilan rendah, tidak mampu untuk menyediakan fasilitas belajar anaknya. 

Jangankan untuk membelikan handphone, untuk makan sehari-hari saja mereka harus bekerja keras terlebih dahulu supaya bisa makan. Ditambah lagi dengan adanya pandemi seperti ini, mereka para orang tua juga dituntut untuk bekerja dari rumah. Dan terlebih lagi, banyak para buruh yang diPHK akibat adanya pandemi seperti ini. Semua pihak juga pasti sangat merasakan betapa besarnya dampak dari pandemi ini.

Ternyata pembelaajaran jarak jauh ini sangat meresahkan bagi para siswa, diantara keresahannya itu adalah :

1. Sulit memahami materi

Banyak siswa mengeluh tidak paham dengan materi yang diberikan oleh gurunya. Terlebih lagi pada pelajaran hitung-hitungan. Kebanyakan siswa mengatakan bahwa pembelajaran jarak jauh ini menyulitkan mereka untuk memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun