Mohon tunggu...
Marshanda Anatasya Manalu
Marshanda Anatasya Manalu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Petani dalam Mewujudkan Zero Hunger

10 Juli 2024   22:15 Diperbarui: 10 Juli 2024   23:42 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Betimus Mbaru Kecamatan Sibolangit/dokpri

PENDAHULUAN

Masalah kelaparan dunia merupakan tantangan global yang mendesak untuk diatasi.
Agenda Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan tujuan
"Zero Hunger" atau nol kelaparan pada tahun 2030. Tujuan ini menggarisbawahi pentingnya
menjamin akses universal terhadap pangan yang cukup, bergizi, dan aman. Dalam upaya
mencapai target ambisius ini, peran petani menjadi sangat krusial.
Petani adalah pilar utama dalam sistem produksi pangan. Mereka tidak hanya memproduksi
bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan lokal dan global, tetapi juga berkontribusi pada
keberlanjutan lingkungan dan ekonomi pedesaan. Keberhasilan petani dalam menjalankan
tugas mereka secara langsung mempengaruhi ketersediaan dan aksesibilitas pangan bagi
populasi dunia yang terus bertambah.
Melalui praktik pertanian yang berkelanjutan dan inovatif, petani dapat meningkatkan
produktivitas lahan dan kualitas hasil panen. Selain itu, adaptasi terhadap perubahan iklim,
diversifikasi tanaman, dan penggunaan teknologi modern juga berperan penting dalam
menciptakan sistem pertanian yang lebih efisien dan tahan terhadap guncangan.


Kisah Petani : Mengarungi Perubahan


Kisah petani yang mengarungi perubahan dalam pangan dan tumbuhan adalah cerita
yang menggambarkan perjalanan petani dalam menghadapi transformasi dalam sistem
pertanian dan keberlanjutan lingkungan. Petani memainkan peran kunci dalam produksi
pangan dan perlindungan lingkungan, sehingga perubahan dalam praktik pertanian dan
pemilihan tanaman dapat memiliki dampak yang signifikan.
Salah satu contoh kisah yang inspiratif adalah tentang “Ibu Sapri br Ginting” petani di
daerah pedesaan Betimus Mbaru Kecamatan Sibolangit yang beralih dari pertanian
konvensional ke pertanian organik atau agroekologi. Dengan mengadopsi praktik pertanian
yang lebih berkelanjutan seperti penggunaan pupuk organik, tanaman penutup tanah, dan
pengendalian hama alami, petani ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri
tetapi juga menjaga keseimbangan lingkungan.
Mereka memahami pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dan menjaga
kesuburan tanah demi keberlanjutan produksi pangan.Kisah petani yang mengarungi perubahan pangan dan tumbuhan juga mencakup inovasi dalam
pemilihan varietas tanaman yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungan dan pasar. Petani
yang mengadaptasi varietas tanaman unggul yang tahan terhadap cuaca ekstrem atau penyakit,
atau tanaman yang memiliki nilai tambah tinggi, dapat meningkatkan produktivitas dan
keberlanjutan usaha pertanian mereka.
Selain itu, kisah petani yang berpartisipasi dalam program konservasi tanaman lokal
atau memelihara varietas tanaman tradisional juga menjadi bagian dari perubahan dalam sistem
pertanian. Upaya untuk melestarikan keanekaragaman genetik tanaman lokal tidak hanya
mendukung ketahanan pangan global tetapi juga melestarikan warisan budaya petani dan
masyarakat setempat.
Melalui kisah petani yang mengarungi perubahan pangan dan tumbuhan, kita dapat
melihat betapa pentingnya kolaborasi antara petani, peneliti, pemerintah, dan masyarakat
dalam menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan, adil, dan berdaya tahan. Dengan
terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan, petani dapat berperan sebagai agen
perubahan dalam menjaga ketahanan pangan dan lingkungan bagi generasi mendatang.


Ancaman Terhadap Keberlanjutan Petani


Ancaman "Zero Hunger" terhadap petani dapat muncul dalam beberapa bentuk yang
mempengaruhi keberlanjutan dan kesejahteraan petani
 Ketidakadilan dalam Rantai Pasok Pangan , Petani sering kali menghadapi
ketidakadilan dalam rantai pasok pangan, di mana mereka mungkin tidak mendapatkan harga
yang adil untuk hasil panen mereka. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi bagi
petani dan membuat mereka rentan terhadap kelaparan.
 Perubahan Iklim , Perubahan iklim seperti banjir, kekeringan, dan cuaca ekstrem
lainnya dapat merusak tanaman dan mengganggu produksi pertanian. Petani menjadi rentan
terhadap kerusakan hasil panen dan hilangnya sumber daya pangan akibat perubahan iklim.
 Akses Terbatas ke Sumber Daya, Petani kecil sering menghadapi kendala dalam
mengakses sumber daya seperti lahan, air, benih, dan input pertanian lainnya.
Ketidakmampuan untuk mengakses sumber daya ini dapat menghambat produktivitas
pertanian mereka dan mengancam keberlanjutan produksi pangan.
 Penurunan Kesuburan Tanah, Praktik pertanian konvensional yang menggunakan
pestisida kimia dan pupuk sintetis dapat merusak kesuburan tanah dan lingkungan sekitar. Hal
ini dapat mengancam masa depan produksi pangan petani dan keberlanjutan pertanian.
 Krisis Pangan dan Keamanan Pangan, Krisis pangan atau kerawanan pangan yang
disebabkan oleh faktor-faktor seperti konflik, bencana alam, atau pandemi dapat
mengakibatkan ketidakpastian pangan bagi petani. Mereka mungkin kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan pangan mereka sendiri dan keluarga akibat ketidakstabilan pasar atau akses terbatas.Ketidakpastian Pasar,Fluktuasi harga pangan, persaingan yang ketat, dan perubahan
kebijakan pasar dapat mengancam pendapatan petani. Ketidakpastian pasar dan keuangan
dapat mengganggu keberlanjutan usaha pertanian petani.


Upaya Adaptasi dan Mitigasi


menghadapi tantangan zero hunger bagi petani mencakup serangkaian langkah strategis
yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan, keberlanjutan pertanian, dan
kesejahteraan petani. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membantu
petani menghadapi tantangan zero hunger:
1. Pemberdayaan Petani: Memberdayakan petani dengan memberikan akses yang lebih baik
terhadap sumber daya pertanian, teknologi, pelatihan, dan informasi. Hal ini dapat membantu
petani meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan usaha pertanian mereka.
2. Promosi Pertanian Berkelanjutan: Mendorong praktik pertanian berkelanjutan seperti
pertanian organik, agroekologi, dan konservasi tanah untuk meningkatkan produktivitas
tanaman secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan.
3. Diversifikasi Kultur: Mendorong diversifikasi kultur pertanian untuk meningkatkan
ketahanan pangan, mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim, dan memperluas akses
terhadap gizi yang seimbang.
4. Akses ke Pasar yang Adil: Meningkatkan akses petani ke pasar yang adil dan berkelanjutan
dengan memperkuat kemitraan petani, mendukung koperasi pertanian, dan mengurangi peran
tengkulak yang merugikan petani.
5. Pengelolaan Risiko: Mengembangkan program asuransi pertanian, sistem peringatan dini,
dan strategi pengelolaan risiko lainnya untuk membantu petani menghadapi risiko seperti
bencana alam, penyakit tanaman, dan fluktuasi harga pasar.
6. Infrastruktur Pertanian: Meningkatkan infrastruktur pertanian seperti irigasi, jaringan
transportasi, gudang penyimpanan, dan fasilitas pengolahan pangan untuk meningkatkan
efisiensi produksi dan distribusi pangan.
7. Pendidikan dan Pelatihan: Memberikan pendidikan dan pelatihan pertanian yang berkualitas
kepada petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengelola
usaha pertanian, teknologi, dan praktik pertanian yang berkelanjutan.
8. Kolaborasi dan Kemitraan: Mendorong kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-
pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk menciptakan solusi yang holistik dan
berkelanjutan dalam menghadapi tantangan zero hunger.


Pentingnya Dukungan Berkelanjutan


Namun, upaya adaptasi ini memerlukan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak,
termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat luas. Dukungan berkelanjutan terhadap
Zero Hunger (Nol Kelaparan) adalah kunci untuk mencapai tujuan global ini. Berikut adalahbeberapa alasan mengapa dukungan berkelanjutan sangat penting dalam upaya mewujudkan
Zero Hunger:
1. Kesejahteraan Masyarakat: Dukungan berkelanjutan terhadap Zero Hunger akan membawa
manfaat besar bagi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Ketika kebutuhan pangan
masyarakat terpenuhi, hal itu akan menciptakan stabilitas sosial dan ekonomi yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangan masyarakat.
2. Kesehatan dan Gizi: Akses terhadap pangan yang cukup dan bergizi adalah kunci untuk
menjaga kesehatan dan gizi yang baik bagi individu dan komunitas. Dengan dukungan
berkelanjutan terhadap Zero Hunger, kita dapat mengurangi angka kelaparan dan malnutrisi di
seluruh dunia.
3. Pemberdayaan Petani: Dukungan yang berkelanjutan juga penting untuk memberdayakan
petani, yang merupakan produsen utama pangan di dunia. Dengan memberikan dukungan
dalam hal teknologi, akses pasar, dan keberlanjutan lingkungan, petani dapat meningkatkan
produktivitas pertanian mereka dan berkontribusi secara signifikan dalam mencapai Zero
Hunger.
4. Keadilan dan Kesetaraan: Dukungan berkelanjutan terhadap Zero Hunger juga dapat
membantu menciptakan dunia yang lebih adil dan setara dalam hal akses terhadap pangan. Hal
ini penting untuk mengatasi disparitas sosial dan ekonomi yang sering kali menjadi penyebab
kelaparan di banyak negara.
5. Perlindungan Lingkungan: Sistem pangan yang berkelanjutan juga berkontribusi pada
perlindungan lingkungan. Dengan praktik pertanian yang berkelanjutan, kita dapat menjaga
keberlanjutan sumber daya alam, meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, dan
memastikan ketersediaan pangan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun