Perkenalkan nama saya Marshal Supit. Saya adalah karyawan PLN angkatan 50 yang saat ini bertugas di bagian Jaringan Listrik 20.000 Volt (20 kV) di kantor PLN Area Jayapura yang berada di daerah yang biasa disebut ”Di Timur Matahari” Indonesia, Propinsi Papua. Memang namanya sesuai dengan keadaannya, sebab biasanya orang sering menyebut Papua memiliki 2 matahari karena terik panas yang membakar kulit melebihi daerah lain yang ada di Indonesia. PLN Area Jayapura sendiri berada di bawah naungan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat (WP2B). Pada bagian Jaringan Area Jayapura saya bekerja bersama tim yang sering disebut “Tim Jaya” (Tim Operasi dan Pemeliharaan) Jaringan Listrik 20 kV Area Jayapura. Tim Jaya terdiri atas 15 orang karyawan PLN.
Lingkup kerja Tim Jaya yaitu melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan Jaringan Distribusi 20 KV serta membantu unit-unit kerja (biasa disebut Rayon) terkait kendala yang sering dihadapi di lapangan. Adapun tanggung jawab terbesar Tim Jaya terdapat pada jaringan express 20 kV atau sering disebut jaringan interkoneksi yang mana jaringan interkoneksi ini menghubungkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Yarmokh yang ada di Kota Jayapura, PLTD Waena yang ada di Abepura serta suplai listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Genyem melalui Gardu Induk (GI) Sentani. Jaringan interkoneksi terdiri dari interkoneksi 1, interkoneksi 2, interkoneksi 3, interkoneksi 4 serta interkoneksi 5.
Jaringan interkoneksi dapat dikatakan “Jantung Kelistrikan Sistem Jayapura” karena apabila terjadi gangguan pada salah satu jaringan interkoneksi, maka jaringan interkoneksi tersebut akan lepas (trip) sehingga terjadi defisit atau penurunan daya listrik yang bisa disuplai sistem Jayapura. Hal ini bisa menyebabkan pemadaman listrik di beberapa daerah. Jika 2 atau lebih jaringan interkoneksi trip maka seluruh daerah yang listriknya disuplai dari Sistem Jayapura akan padam. Keadaan ini sering kami sebut “Black Out” atau padam total. “Bayangkan apabila hal tersebut terjadi?” PLN pasti dicaci-maki habis-habisan oleh pelanggan. Tentu hal tersebut tidak boleh kami biarkan. “Karena itulah kami ada, disitulah kami beraksi dan saat itulah kami kerja.
Kelelawar yang kena jaringan menyebabkan material hancur dan jaringan interkoneksi trip
Di saat salah satu jaringan interkoneksi trip, maka lalu lintas komunikasi radio mulai sibuk. Informasi tersebut harus segera dieksekusi Tim Jaya. Saat itulah “
My Trip
MyAdventure” dimulai. Dimata orang, mungkin
My Trip
MyAdventure merupakan istilah petualangan menjelajahi alam untuk mendapatkan kesenangan ataupun hobi menarik yang sering diunggah di media sosial serta petualangan yang sering disiarkan di salah stasiun televisi. Tapi bagi kami Tim Jaya,
My Trip
MyAdventure merupakan petualangan dalam mengatasi pemadaman listrik, mencegah caci-maki pelanggan serta menjaga harga diri dan identitas PLN sebagai perusahaan penyedia kelistrikan yang memiliki jiwa pantang menyerah.
My Trip
MyAdventure membangkitkan patriotisme dan pembakar semangat melayani dengan setulus hati. Oleh sebab itu, harus dilakukan dengan professional, ikhlas dan enjoy.
Kegiatan penelusuran gangguan di jaringan interkoneksi 1 dan 2
Apabila salah satu jaringan interkoneksi trip, maka Tim Jaya langsung melakukan koordinasi dan pembagian tugas tiap-tiap anggota. Selanjutnya, persiapan material, peralatan kerja serta alat pelindung diri (APD). Tentunya tidak mudah membawa semua peralatan itu karena jaringan interkoneksi merupakan jaringan yang terletak di tengah pegunungan dengan hutan yang sangat lebat. Untuk lokasinya pun hanya bisa diakses dengan jalan kaki dan merupakan jaringan yang rawan gangguan baik gangguan yang diakibatkan lingkungan maupun komponen jaringan. Rata-rata panjang jaringan interkoneksi sekitar 12 kilometer sirkit (kms). Jadi, untuk melakukan penormalan gangguan dibutuhkan jarak tempuh sekitar 12 kilometer dengan jalan kaki disertai membawa material dan peralatan kerja yang cukup berat.
Tim Jaya saat mengangkut material dan peralatan
My Trip
MyAdventure di awali dengan mengidentifikasi letak gangguan. Untuk mendapatkan gangguan, hal pertama yang dilakukan adalah menelusuri jaringan tiap-tiap tiang. Penelusuran gangguan biasa dimulai dari daerah Kodam sampai daerah Universitas Cendrawasih dengan mendaki sekitar 4 gunung dan melewati 2 sungai kecil.
My Trip
MyAdventure dilakukan tanpa kenal waktu maupun cuaca. Terkadang dilakukan saat malam hari, siang hari dengan terik panas membakar kulit maupun saat sedang hujan.
Pekerjaan yang dilakukan pada malam hari di tengah hutan
Fisik dan mental harus terjaga dengan baik. Terkadang untuk mengejar waktu, Tim Jaya lupa untuk mengisi perut padahal sedang melakukan pekerjaan di tengah hutan. Sering Tim Jaya membawa makanan, tapi makanan tersebut basi di tengah perjalanan. Oleh sebab itu, kemampuan untuk bisa hidup di hutan harus di miliki oleh tiap-tiap anggota tim. Biasanya kami memakan buah-buahan hutan serta umbi-umbian maupun sejenisnya untuk bisa di makan. Untuk menghilangkan dahaga, air sungai terkadang menjadi pilihan untuk di minum.
Makanan dan minuman selama berada ditengah hutan
Kerjasama merupakan motor pendorong kami dalam melaksanakan tugas yang sangat berat ini. Namun, hikmah yang diperoleh sebanding. Kebersamaan kami terjalin layaknya saudara. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Semangat melistriki itu bukan merupakan pekerjaan 1 orang saja, namun pekerjaan bersama untuk mencapai tujuan mulia yang diembankan pada kami. Terang tidak dipuji, gelap dicaci. Itulah kami insan PLN.
“Yang terpenting bukan seberapa banyak kami menerima, melainkan seberapa banyak kami memberi”.
“My Trip MyAdventure”, Kerja Nyata Terangi Negeri
Persembahan Saya
Lihat Humaniora Selengkapnya