Setiap masyarakat sudah seharusnya menghargai setiap keberagaman yang melekat pada kehidupan bermasyarakat. Komunitas LGBT merupakan salah satu keberagaman yang patut kita sadari dan patut kita hargai hak-haknya, karena mereka juga manusia layaknya diri kita sendiri. Mereka masuk ke dalam komunitas marjinal atau tidak itu sebenarnya tergantung dari mana kita melihatnya. Terkadang stigma yang kita peroleh bahwa mereka masuk ke dalam komunitas marjinal, mereka memiliki stigma negatif di khalayak umum adalah pengetahuan belakang kita yang sebenarnya bila dilihat lebih dalam kita tidak tahu kebenarannya secara pasti tanpa melihat dari sudut pandang yang luas. Yang terpenting adalah bagaimana mengelola pandangan dan perlakuan bagi setiap indidu dengan keberagaman yang ada sehingga tetap mampu menjunjung tiap hak yang dimiliki oleh individu-individu tersebut. Permasalahan-permasalahan pelanggaran HAM yang terjadi haruslah diselesaikan secara konkret dan masyarakat kita sebenarnya sudah terbantu dengan adanya LSM, LOS, maupun advokasi lain bila kita semua juga mendukung mereka.
Menurut saya, permasalahan yang dihadapi gay yaitu mengenai diskriminasi.Dalam hal apapun media memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk stigma negatif maupun positif seorang gay. Jadi secara langsung media juga berperan dalam pembentukan stigma itu. Misalnya kalau ada berita mengenai pencurian yang dilakukan oleh seorang gay, sebenarnya pencurian itu biasa, yang umumya membuat tidak biasa di publik itu dengan adanya embel-embel gay, media sering membesar-besarkan pemberitaan secara terus menerus. Untuk menanggulangi hal itu adalah dengan mengelola pihak-pihak media dan setiap aktivis agar peka dan tidak bias gender maupun seksualitas.
Permasalahan yang sering dihadapi komunitas gay sebagian besar mengenai sulitnya penerimaan di masyarakat dan stigma negatif dari masyarakat yang menganggap komunitas gay memiliki perilaku seksual yang masih dianggap menyimpang. Dampaknya berujung pada kekerasan kepada komunitas gay (mental maupun fisik), diskriminasi, hingga dicap sebagai kaum marjinal.
