Bullying atau perundungan adalah hal yang menjadi ancaman besar terutama pada sektor pendidikan. Bullying yang terjadi setiap harinya tidak bisa di biarkan begitu saja. Bullying dapat menimbulkan suasana yang tidak kondusif bagi perkembangan akademik dan sosial seseorang. Perilaku bullying dapat memberikan dampak negatif pada seseorang sehingga menyebabkan mereka merasa tidak diinginkan dan ditolak. Pembullyan, tidak hanya kekerasan fisik tetapi juga kekerasan psikis, banyak terjadi di lingkungan sekitar.
Kekerasan bisa terjadi di mana saja seperti di rumah, di tempat kerja, dan di sekolah. Perilaku ini dapat menyebabkan bullying lebih sering terjadi di sekolah karena  guru tidak mengatasi perilaku tersebut di kelas atau lingkungan sekolah. Pembullyan adalah salah satu masalah sosial yang telah ada sejak lama, namun dampaknya semakin terlihat di kalangan mahasiswa. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan media sosial, bentuk dan cara pembullyan pun berubah. Saat ini, pembullyan tidak hanya terjadi secara langsung, tetapi juga secara daring (online), yang mempengaruhi kesehatan mental dan akademik mahasiswa.
Kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa pembullyan adalah perilaku kekanak-kanakan yang ditinggalkan setelah sekolah usai. Atau banyak yang berpikir bahwa Universitas merupakan institusi yang terlalu berbudaya dan intelektual  untuk memberikan ruang bagi perilaku tersebut. Sebab pembullyan di mahasiswa bisa membuat mahasiswa di keluarkan dari kampus atau yang lebih parahnya lagi tanpa pikir panjang mereka akan memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri dan kasus ini sedang marak-maraknya terjadi.
Adapun Jenis-jenis Pembullyan di Kalangan Mahasiswa:
1. Pembullyan Fisik: Meskipun di lingkungan kampus lebih jarang terjadi dibandingkan di sekolah menengah, kasus ini masih dapat ditemukan, terutama pada mahasiswa yang tinggal di asrama. Tindakan seperti pemukulan, penyerangan, atau intimidasi fisik dapat berdampak negatif pada korban.
2. Pembullyan Verbal: Ini termasuk penghinaan, ejekan, dan penggunaan kata-kata kasar. Pembullyan verbal dapat terjadi dalam berbagai konteks, seperti di kelas, organisasi mahasiswa, atau di luar kampus.
3. Pembullyan Sosial: Pembullyan jenis ini berfokus pada pengucilan atau manipulasi hubungan sosial. Contohnya adalah menyebarkan gosip, menjauhkan teman dari kelompoknya, atau manipulasi situasi untuk merugikan korban.
4. Pembullyan Daring (Cyberbullying): Dengan meningkatnya penggunaan media sosial, cyberbullying menjadi salah satu bentuk pembullyan yang paling umum di kalangan mahasiswa. Ini bisa terjadi melalui pesan pribadi, komentar di media sosial, atau bahkan melalui meme yang mengejek.
Pembullyan memiliki dampak yang signifikan terhadap korban. Berikut ini adalah dampak pembullyan di kalangan mahasiswa:
1. Kesehatan Mental: Banyak mahasiswa yang menjadi korban pembullyan mengalami kecemasan, depresi, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri. Kesehatan mental yang terganggu dapat mempengaruhi performa akademik serta interaksi sosial.
2. Kinerja Akademik: Mahasiswa yang menjadi target pembullyan sering kali merasa tidak nyaman dan tidak fokus dalam belajar, yang bisa berujung pada penurunan nilai dan prestasi akademik.
3. Lingkungan Kampus yang Tidak Sehat: Pembullyan menciptakan atmosfer kampus yang tidak mendukung, di mana mahasiswa merasa takut dan tidak aman. Hal ini dapat memengaruhi dinamika sosial di dalam sebuah institusi pendidikan.
Solusi untuk mengatasi atau mencegah pembullyan di kalangan mahasiswa adalah:
1. Pendidikan dan Kesadaran: Pentingnya sosialisasi tentang dampak pembullyan dan cara mengetahuinya harus diajarkan di kampus. Kampanye kesadaran dapat dilakukan untuk mengedukasi mahasiswa mengenai isu ini.
2. Dukungan Psikologis: Penyediaan layanan konseling dan dukungan psikologis bagi korban pembullyan sangat penting. Mahasiswa harus merasa aman untuk mencari bantuan tanpa stigma.
3. Kebijakan dan Peraturan: Â Institusi pendidikan perlu memiliki kebijakan yang tegas terhadap behavior bullying, termasuk sanksi yang jelas bagi pelaku. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi semua mahasiswa.
4. Mendorong Komunikasi: Membuat forum atau platform bagi mahasiswa untuk berbicara tentang pengalaman mereka bisa membantu dalam mengurangi rasa kesepian korban dan membangun solidaritas antara mahasiswa.
Pada dasarnya pembullyan yang terjadi di kalangan mahasiswa adalah isu kompleks yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak, tidak hanya dari institusi pendidikan, melainkan dari mahasiswa itu sendiri, dan lingkungan sekitar. Bullying atau perundungan di kalangan mahasiswa, baik yang berupa kekerasan fisik, verbal, sosial, maupun digital, merupakan masalah serius yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, kinerja akademik, dan atmosfer sosial di kampus. Meskipun sering dianggap sebagai perilaku yang hanya terjadi di lingkungan sekolah, bullying juga masih terjadi di tingkat perguruan tinggi, terutama dengan adanya bentuk-bentuk baru seperti cyberbullying. Dampaknya dapat menyebabkan kecemasan, depresi, penurunan prestasi akademik, serta menciptakan lingkungan kampus yang tidak sehat. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan edukasi dan kesadaran, dukungan psikologis, kebijakan yang tegas, dan platform komunikasi yang mendukung bagi mahasiswa. Pencegahan dan penanganan bullying yang efektif dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman dan kondusif bagi perkembangan mahasiswa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI