Tulisan ini pernah saya post di Facebook.
Sekedar informasi saja.. :)
Selamat sore semuanya.
Apa kabar??
Alhamdulillah, hari ini, sebagian besar dari kita masih berkesempatan melihat matahari pagi. Melihat saja sudah merupakan anugerah terbesar bagi manusia. Dengan mata, Anda bisa menatap lawan bicara Anda, mengetahui, atau menebak-nebak, apakah orang itu sungguh-sungguh atau tidak, berbohong atau jujur. Anda-pun bisa melihat senyum bahagia pasangan Anda, menduga-duga apakah dia setia, dia selingkuh, atau tidak. Mata adalah jendela hati.
Suatu hari, saya sedang berada dirumah makan dekat kampus. Sendirian. Tidak biasa memang. Sebenarnya hari itu sudah tidak ada jam perkuliahan, namun karena saat itu akan diadakan rapat panitia pemilu Fakultas, saya nongkrong disana, sambil menunggu anggota panitia lainnya meng-sms saya untuk berkumpul. Sebelumnya saya sempat pergi ke sekretariat, tidak ada siapapun. Maklum, Indonesia. Apa sih yang nggak ngaret?
Benar-benar WIB.
Waktu Indonesia Berantakan.
Beberapa orang cewek sedang berbincang-bincang. Karena sendirian (tidak ada lawan bicara, tidak ada yang dibicarakan, tidak bisa bicara sendirian-salah2 saya dikira gila!). Saya mendengarkan pembicaraan mereka, sepatah-dua patah sajalah, tidak begitu konsentrasi mendengarkan juga, karena selain sedang ber-smsan dengan pacar saya, apa yang mereka bicarakan tidak cukup saya mengerti.
“Aku udah nangis-nangis didepan dia! Dia tetep mutusin aku!!” Salah satu dari mereka berseru dengan nada suara sedikit kesal.
“Terus gimana??” Cewek yang lain bertanya.
“Ya aku putus sama dia, udah kusmsin tapi dia nggak balas2”
“Sabar aja cari yang lain…” Teman si Cewek menenangkan.
“Aku maunya sama dia!” Si Cewek ngotot.
Wah.
Saya bergumam dalam hati.