Halo Sobat Kompasiana!
Beberapa waktu yang lalu, saya diberi kesempatan untuk bincang-bincang dengan Sekretaris Komunitas Eco Enzyme Nusantara, Kak Yuliana. Kami banyak mengulas seputar kegiatan dan kilas balik perjalanan komunitas. Jujur, awalnya saya minim informasi mengenai Komunitas Eco Enzyme (KEEN) ini. Saya hanya sekadar tahu "Oh, ini komunitas yang bergerak dalam bidang sampah itu, ya". Pun saya menganggap remeh mengenai komunitas ini. Sampai pada akhirnya, saya sadar dan paham bahwa komunitas ini bukan hanya 'mengelola' sampah saja, tetapi ada banyak keajaiban di sana.
Setelah bincang-bincang dengan Kak Yuli, saat itu juga saya merasa sangat tertarik dengan komunitas Eco Enzyme ini. Saya banyak menggali dan mencari informasi apa saja terkait KEEN.Â
Dari sekian banyak hal mengagumkan dari KEEN ini, ada satu hal yang membuat saya tertohok dengan mereka. Yaitu, kesadaran berpartisipasi.
Yup! Anggota Komunitas Eco Enzme Nusantara tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Mulai dari timur hingga ke barat. Masing-masing daerah punya pemimpin atau leader untuk bertanggung jawab mengenai kegiatan KEEN. Namun, masih ada beberapa daerah yang belum terjangkau oleh KEEN ini. Salah satunya di daerah saya, Cilacap, masih belum ada yang memberdayakan pembuatan Eco Enzyme.
Berangkat dari hal tersebut, saya tergerak untuk ikut membuat Eco Enzyme di daerah saya. Sama hal nya dengan Kak Yuli, beliau juga mengharapkan bahwa siapapun yang sudah menaruh perhatian dengan Eco Enzyme dan sadar terdapat banyak manfaat dari Eco Enzyme ini, agar bisa join dan ikut berpartisipasi membuat Eco Enzyme guna bersama-sama menyelamatkan bumi. Oleh karena itu, saya berencana untuk memproduksi Eco Enzyme di rumah dan mencoba mengikuti pelatihan yang diadakan via daring.
Saya sadar bahwa semakin lama bumi kita semakin menua. Terlebih, kondisi bumi juga semakin hari semakin parah. Banyaknya bencana, polusi, efek rumah kaca, yang menjadi bukti parahnya bumi kita. Dengan memproduksi Eco Enzyme yang bisa turut mengurangi berbagai permasalahan bumi, saya rasa tidak ada ruginya. Toh bahan yang digunakan juga tidak terlalu mahal dan mudah untuk didapat. Kita hanya memerlukan sampah organik, gula merah / molase, dan juga air bersih. Sederhana bukan?
Panggilan Kepada Seluruh Umat Manusia