Ajuan dari pihak ekternal, mampu untuk mendorong orang dalam melakukan atau mengimpikan sesuatu. Seperti dengan Naufal, yang tertarik untuk berkuliah di German, karena ajuan dari orang tuanya, dan yang menggiring Naufal untuk meneliti manfaat kuliah di German. Ada pun dirinya berkaca dari pengalaman kerabatnya yang kuliah di Itali yang juga akhirnya mendorong keinginannya untuk berkuliah di luar negeri.
Muhammad Naufal Pasya, biasa dipanggil Naufal saat ini berkuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau yang biasa kita kenal dengan ITS, merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Ia adalah kelahiran 2002, yang saat ini bertempat tinggal di Bogor, Jawa Barat. Ia mengambil program studi sarjana Teknologi Informasi, yang sekarang sedang mengakhiri semester 4 nya.Â
Sebelum memutuskan untuk ke Surabaya, Naufal sempat berfikiran untuk menjalankan perkuliahannya di luar negeri, dengan tujuannya yaitu German.Â
Mengapa harus German, dan bukan negara lain? Karena menurut Naufal, negara yang saat ini menjadi panutan dalam bidang teknologi adalah German. Ia juga mention beberapa alasan lain yang juga merupakan alasannya untuk kuliah di luar negeri. Seperti mencari pengalaman yang memang akan lebih banyak ditemukan saat study abroad, dan juga memperluas relasi ke negara luar. Â Â
Terdapat kaitannya pula dengan jurusan yang dia ambil sekarang, Naufal meng-highlight bidang teknologi di German saat diwawancarai,Â
"Karena untuk kedepannya, kita kan saat ini hidup di era digital, yang di mana kita sehari-hari tidak akan lepas dari teknologi. Jadi pasti untuk kedepannya teknologi akan terus berkembang," ucap Naufal (28/06).Â
Ia juga spotlight bidang teknologi khususnya di negara german, yang di mana menurutnya teknologi di German merupakan panutan dunia, dan memang termasuk ke dalam peringkat teknologi terbagus di dunia. Hal tersebut terbukti, dengan mengambil contoh sederhana yaitu mobil komersil yang banyak ditemukan di dunia, termasuk Indonesia.Â
Yang merupakan hasil dari teknologi German sehingga menghadirkan monil-mobil manufaktur German di negara ini seperti Audi, BMW, Mercedes-Benz, Volkswagen, Volvo, dan lain sebagainya. Dari beberapa hal yang disampaikan olehnya, menjadi dasar dari mengapa ia tertarik untuk berkuliah di sana. Maka dari itu ada beberapa persiapan yang perlu dilatih dari jauh-jauh hari.
Ijazah, rapot atau transkrip nilai yang harus di translate ke dalam Bahasa German yang kemudian perlu di verifikasi, Visa, dan juga Sertifikat Bahasa German merupakan dokumen yang perlu disiapkan untuk melanjutkan studinya kesana. Dalam hal ini, sertifikat adalah bagian yang sangat penting untuk diperoleh sebelum kuliah ke German.Â
Beberapa Uni di German, yang merupakan bahasa german dari universitas membutuhkan sertifikat minimal di tingkat B1 atau pun adapula yang meminta tingkat minimal hasil sertifikatnya ditingkat atasnya yaitu B2.Â
Memperoleh sertifikatnya pun juga tidak mudah, kita perlu mempelajari Bahasa German, sampai dengan tingkat tersebut untuk menjalankan tes sertifikatnya. Urutan tingkat dalam mempelajari Bahasa German ini juga tidak mudah, dan dapat dijabarkan seperti ini, A1.1, A1.2, A2.1, A2.2, B1.1 B1.2, B2.1, B2.2, dan selanjutnya sampai menyentuh tingkat C yang merupakan tingkat yang dikuasai oleh B.J. Habibie.