Mohon tunggu...
marsha vira maulidina
marsha vira maulidina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Facta sunt potentiora verbis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kenaikan Pajak 12%: Mewujudkan Keadilan atau Memberatkan Rakyat?

30 Desember 2024   20:55 Diperbarui: 30 Desember 2024   20:55 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rencana pemerintah untuk menaikkan pajak menjadi 12% telah menjadi topik perbincangan hangat di berbagai kalangan masyarakat. Kebijakan ini, yang bertujuan meningkatkan pendapatan negara, menghadirkan dilema: di satu sisi, pajak merupakan instrumen penting untuk membiayai pembangunan, tetapi di sisi lain, kenaikan pajak dapat memperberat beban rakyat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.

Mengapa Pajak Dinaikkan?

Menurut pemerintah, kenaikan pajak diperlukan untuk menutup defisit anggaran negara yang meningkat akibat pandemi COVID-19. Pengeluaran besar untuk bantuan sosial, vaksinasi, dan pemulihan ekonomi meninggalkan lubang besar dalam keuangan negara. Dengan menaikkan pajak, pemerintah berharap dapat mengumpulkan lebih banyak dana untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan mendukung program-program prioritas nasional lainnya.

Namun, pertanyaannya adalah: apakah rakyat sudah siap menghadapi beban pajak yang lebih tinggi?

Dampak pada Masyarakat

Kenaikan pajak sebesar 12% ini akan langsung dirasakan oleh masyarakat melalui harga barang dan jasa yang menjadi lebih mahal. Sektor-sektor seperti makanan, transportasi, dan kebutuhan pokok lainnya akan terdampak, yang pada akhirnya menekan daya beli masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah.

Bagi para pelaku usaha, kebijakan ini juga dapat menjadi pukulan berat. UKM (Usaha Kecil dan Menengah), yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, harus menyesuaikan harga barang mereka untuk tetap bertahan. Dalam banyak kasus, kenaikan harga berisiko menurunkan penjualan, sehingga memperlambat pemulihan ekonomi secara keseluruhan.

Keadilan Pajak

Pertanyaan besar yang harus dijawab adalah: apakah kenaikan pajak ini adil? Dalam sistem perpajakan yang ideal, pajak harus memerhatikan prinsip keadilan, yaitu mereka yang memiliki kemampuan ekonomi lebih besar harus membayar lebih. Namun, realitanya, masyarakat kecil sering kali merasakan dampak yang lebih besar dibandingkan kalangan atas karena kenaikan pajak ini bersifat regresif.

Jika kebijakan ini ingin diterima dengan baik, pemerintah harus memastikan bahwa beban pajak ini tidak sepenuhnya ditimpakan pada rakyat kecil. Salah satu caranya adalah dengan memberikan insentif atau subsidi untuk kebutuhan pokok, sehingga daya beli masyarakat tidak tergerus.

Pentingnya Transparansi dan Akuntabilitas

Meningkatkan pajak adalah langkah besar yang membutuhkan kepercayaan penuh dari masyarakat. Transparansi penggunaan dana pajak menjadi kunci utama untuk menjaga kepercayaan tersebut. Rakyat berhak mengetahui ke mana pajak mereka dialokasikan dan apakah dana tersebut benar-benar digunakan secara efektif untuk kepentingan bersama.

Selain itu, pemerintah harus berkomitmen untuk memberantas kebocoran anggaran dan meningkatkan efisiensi pengelolaan keuangan negara. Tanpa langkah ini, kenaikan pajak hanya akan menjadi beban tambahan tanpa manfaat yang dirasakan oleh rakyat.

Alternatif Solusi

Alih-alih hanya mengandalkan kenaikan pajak, pemerintah dapat mempertimbangkan langkah-langkah lain untuk meningkatkan pendapatan negara, seperti:

Mengoptimalkan penerimaan dari sektor pajak progresif: Pajak terhadap kelompok berpenghasilan tinggi dan perusahaan besar dapat ditingkatkan untuk menciptakan keadilan.

Digitalisasi sistem perpajakan: Memperluas basis pajak dengan menjangkau sektor informal dan ekonomi digital yang saat ini belum sepenuhnya terjangkau.

Efisiensi anggaran negara: Memangkas pengeluaran yang tidak perlu dan mengalokasikan anggaran dengan lebih cermat.

Kesimpulan

Kenaikan pajak menjadi 12% adalah kebijakan yang penuh tantangan, tetapi juga peluang untuk membangun perekonomian yang lebih kuat dan berkeadilan. Namun, kebijakan ini harus diiringi dengan langkah-langkah mitigasi agar tidak menambah penderitaan rakyat kecil.

Pemerintah harus mendengarkan suara masyarakat, memberikan jaminan keadilan, serta memastikan bahwa setiap rupiah yang dipungut dari pajak benar-benar kembali kepada rakyat dalam bentuk manfaat yang nyata. Dengan demikian, kebijakan ini dapat diterima dengan lebih baik dan menjadi fondasi bagi Indonesia yang lebih sejahtera di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun