Sejarah Singkat Museum Nasional
Dikutip dari laman Museum Nasional. Museum ini sangat dikenal oleh kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat sering menyebutnya dengan "Museum Gajah" atau "Gedung Gajah" karena di halaman depan museum tersebut terdapat sebuah patung gajah yang terbuat dari perunggu yang merupakan sebuah hadiah dari Raja Chalalongkom (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum tersebut pada tahun 1871. Museum tersebut selain dikenal oleh masyarakat dengan nama "Museum Gajah"atau "Gedung Gajah", museum tersebut juga seringkali disebut dengan "Gedung Arca" karena didalam museum terdapat banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode.
Pada tanggal 24 April 1778, Pemerintahan Belanda mendirikan sebuah himpunan bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang merupakan awal dari eksisnya Museum Nasional ini. Pada tahun 1923, himpunan ini memperoleh gelar "koninjlikl Vataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Setelah itu pada tanggal 26 Januari 1950, himpunan ini diubah namanya menjadi Lembaga Kebidayaan Indonesia.
Mengingat betapa pentingnya museum ini bagi masyarakat Indonesia, pada tanggal 17 September 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum ini kepada pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebidayaan, yang kemudian museum ini menjadi Museum Pusat. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No. 092/0/1979 tanggal 28 Mei 1979, surat tersebut menyatakan bahwa perpindahan pengelolaan museum ini serta peningkatan status museum ini dari Museum Pusat menjadi Museum nasional.
Museum Nasional erat keitannya dengan warisan budaya adalah Lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan serta pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya sebagai upaya penunjang perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Cara Penyampaian Informasi di Museum Nasional
Tahukah kamu, hingga saat ini di Museum Nasional terdapat koleksi yang dikelola sebanyak 140.000 benda peninggalan zaman dahulu, dan terdiri dari 7 jenis yaitu Alusu, Keris, Gelang Aceh, Kain Koffo, Arca Buddha, Figurin Perunggu, dan Kendi Bulaan Sabit. Dalam menyampaikan pesan dari sebuah sejarah, Museum Nasional ini menggunakan beberapa cara dalam memberi pesannya yang berisfat menarik, jelas, dan juga mendalam, diantaranya adalah:Â
1.Pameran Koleksi Secara Fisik
Museum Nasional menampilkan beberapa hasil peninggalan sejarah secara fisik, yang dapat dilihat serta dipegang secara langsung oleh para pengujung. Pada setiap koleksi yang dipamerkan di Museum Nasional ini terdapat penjelasan serta sejarah dari koleksi yang ada pada museum itu, agar para pengunjung dapat membaca nya.
2.Penggunaan Teknologi Modern dan Interaktif
Seiring perkembangan zaman teknologi terus berkembang. Maka dari itu perkembangan teknologi menjadi bagian yang paling penting dari kehidupan manusia. Teknologi mempengaruhi berbagai aspek terutama dalam aspek komunikasi. Oleh karena itu, Museum Nasional sangat memanfaatkan perkembangan tekonolgi saat ini terutama dalam tekonologi audio-visual. Selain penyajian audio-visual, mereka juga menyajikan komunikasi berbasis teknologi interaktif seperti melalui pengalaman dalam bermain game, hal itu dapat meningkatkan minat pengujung dari berbagai usia.
3.Tur Pemandu / Tour Guide
Untuk memandu tur pengunjung di Museum Nasional ini, museum juga menyediakan layanan pemanduan. Para pemandu akan memberikan informasi mengenai koleksi-koleksi yang ada disana dengan lebih jelas, detail yang mendalam dan juga dapat memandu ketika pengunjung menggunakan teknologi komunikasi interaktif tersebut.
Dengan demikian, karena perkembangan zaman yang diikuti dengan perkembangan tekonologi, untuk menyampaikan informasi atau untuk menjelaskan sejarah dari suatu kejadian dan dari koleksi-koleksi yang ada di Museum Nasional dengan detail, jelas, serta mendalam, museum ini menggunakan beberapa cara yang dapat menarik perhatian dan menambah wawasan pengunjung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H