Sekitar tahun 1760 sampai 1850 terjadi sebuah perubahan besar dalam perkembangan peradaban masyarakat Eropa. Pada tahun tersebut peradaban masyarakat Eropa yang awalnya masih menggunakan tenaga kerja manusia dan binatang tergantikan dengan mesin-mesin industri yang berbasis manufaktur. Oleh karena itulah perubahan besar pun juga lantas menyebar ke bidang-bidang lain seperti pertanian, industri manufaktur, pertambangan, transportasi dan teknologi. Munculnya Revolusi Industri berimbas kepada perubahan kondisi sosial masyarakat, ekonomi bahkan juga dalam hal seni dan budaya.
Analisis dari peristiwa ini menggunakan teori dialektika dimana merupakan sesuatu yang terjadi karena ada sebab akibat atau suatu peristiwa terjadi karena saling berkaitan dengan peristiwa sebelumnya. Pandangan dialektika ini dikembangkan oleh Hegel. Menurut Hegel dalam proses sejarah itu tidak ada sesuatu yang kebetulan.
Istilah Revolusi Inggris pertama kali diangkat oleh Friedrich Engels dan Louis Auguste Blanqui pada abad ke-19 M. Revolusi Industri diawali di wilayah Inggris lalu menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan menyebar ke seluruh dunia. Faktor yang mempengaruhi Revolusi Industri yaitu Pertama, stabilnya kemanan dalam negeri Inggris. Kedua, Inggris memiliki banyak sumber daya alam seperti bahan tambang. Ketiga, memiliki hasil wol sehingga sangat mendukung perindustrian tekstil. Keempat, luasnya wilayah jajahan Inggris serta komoditas yang dihasilkannya. Kelima, ditemukan berbagai penemuan baru dalam bidang teknologi seperti mesin pemintal, mesin uap dan beberapa mesin yang lain. Keenam, adanya hukum yang melindungi hak paten dalam bidang teknologi industri. Ketujuh, banyaknya arus urbanisasi akibat penduduk yang pindah ke kota.
Revolusi Industri dijelaskan beberapa tahap yaitu sistem domestik, manufaktur dan sistem pabrik. Sistem domestik merupakan home industri dimana pekerja bekerja di rumah sendiri dengan menggunakan alat miliki mereka sendiri. Sistem manufaktur merupakan dimana mulai diperlukan tempat khusus untuk bekerja agar pengusaha dapat mengawasi cara kerja dan kualitas produksi. Sistem pabrik merupakan tahapan produksi yang sudah dilakukan dengan skala besar dengan bertempat di daerah industri khusus dan jumlah buruh yang sangat banyak.
Beberapa penemuan teknologi permesinan yang berpengaruh terhadap Revolusi Industri yakni:
- Mesin pemintal benang oleh James Hargreves pada tahun 1767. Teknologi ini disempurnakan pada tahun 1769 oleh Richard Arkwrigt.
- Teknologi flying shuttle oleh John Kay pada tahun 1733. Teknologi ini untuk mendukung proses pemintalan.
- Teknologi pelelehan bijih besi oleh Abraham Darby pada tahun 1750.
- Mesin tenun oleh Edmund Cartwight pada tahun 1785.
- Mesin pemisah bijih kapas oleh Whitney pada tahun 1794.
- Mesin pencetak pola kain oleh Thomas Bell pada tahun 1785.
- Mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769 dan masih banyak lagi.
Jika dikaitkan dengan teori yang sudah dijelaskan yaitu teori dialektika. Maka sebelum Revolusi Industri Inggris mengalami Revolusi Agraria. Revolusi Agraria terjadi perubahan cukup signifikan terhadap penggunaan tanah yang semula hanya sebatas untuk pertanian tradisional berubah menjadi usaha yang lebih terpadu dalam bidang pertanian, peternakan dan perkebunan. Revolusi Agraria memungkinkan pengolahan tanah yang semula hanya berbasis teknologi tradisonla menjadi lebih modern dengan kehadiran mesin-mesin pertanian mekanis. Dengan adanya Revolusi Industri akan memiliki dampak di bidang ekonomi, sosial, dan politik.
Untuk bidang ekonomi peristiwa ini menurunkan harga jual aneka macam produk Industri sebagai imbas dari ketersediaan hasil produk yang sangat berlimpah di pasaran. Perusahaan kecil yang masih menggunakan teknologi tradisional juga ikut terimbas sehingga terancam bangkrut. Perkembangan teknologi transportasi mempermudah distribusi barang sehingga banyak hasil produk industri besar yang dapat dipasarkan. Di bidang sosial menarik warga pedesaan untuk melakukan urbanisasi. Dengan semakin banyak tenaga kerja di kota maka upah buruh semakin murah. Munculnya kelas sosial baru terdiri dari pengusaha dan buruh sehingga memiliki kesenjangan yang cukup besar dalam pendapatan ekonomi. Dalam bidang politik, Revolusi Industri menjadi pemicu gerakan sosialis yang didukung kaum buruh dan menjadi salah satu faktor bangkitnya sistem imperialisme modern bagi negara-negara Eropa.
Dengan demikian, Revolusi Industri yang dimulai di Inggris membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Dipicu oleh faktor-faktor seperti keamanan dalam negeri yang stabil, sumber daya alam yang melimpah, memiliki hasil wol, dan temuan teknologi revolusioner. Revolusi ini melalui tahapan sistem domestik, manufaktur, hingga sistem pabrik. Penemuan-penemuan mesin seperti mesin pemintal benang, mesin uap, dan lainnya mempercepat transformasi industri. Terkait dengan teori dialektika, Revolusi Industri Inggris merupakan kelanjutan dari Revolusi Agraria, membawa dampak ekonomi dengan penurunan harga produk industri dan ancaman terhadap usaha tradisional. Di sisi sosial, urbanisasi meningkatkan jumlah tenaga kerja di kota dengan konsekuensi kesenjangan ekonomi, sementara di bidang politik, munculnya gerakan sosialis dan imperialisme modern mencirikan dampak politik dari perubahan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H