Mohon tunggu...
marsha
marsha Mohon Tunggu... Editor - pelajar

saya pny banyak hobi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hidup dalam Dua Dunia, Kesenjangan Sosial Antara Kemewahan dan Kekurangan

18 September 2024   10:00 Diperbarui: 18 September 2024   10:01 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

       Di bawah langit yang sama, dua dunia yang sangat berbeda terbentuk. Di satu sisi, dunia kemewahan milik yang kaya raya, penuh dengan kenyamanan, akses mudah ke pendidikan berkualitas, layanan kesehatan, dan kesempatan hidup yang lebih baik. Di sisi lain, ada dunia kekurangan, di mana sebagian besar masyarakat masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan pendidikan. Kesenjangan sosial dan kemiskinan ini semakin melebar dan telah menjadi salah satu isu utama yang dihadapi Indonesia dalam beberapa dekade terakhir.
    Kesenjangan sosial dan kemiskinan adalah masalah utama yang sering menyebabkan ketidakstabilan sosial dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kesenjangan sosial mencakup perbedaan signifikan dalam pendapatan, pendidikan, dan akses kesehatan, sementara kemiskinan adalah kondisi di mana individu kekurangan akses ke kebutuhan dasar. Keduanya saling memperburuk satu sama lain, dengan kesenjangan sosial memperburuk kemiskinan dan kemiskinan memperbesar kesenjangan sosial, menciptakan masyarakat yang terfragmentasi.
 

        Indonesia adalah salah satu negara dengan kesenjangan sosial yang signifikan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023, angka kemiskinan di Indonesia mencapai 9,57%. Ini berarti jutaan orang masih hidup di bawah garis kemiskinan, tidak memiliki akses yang memadai terhadap kebutuhan dasar. Masalah ini semakin parah karena ketimpangan pendapatan antara kelompok kaya dan miskin, yang menciptakan ketidakadilan di berbagai sektor kehidupan. Ketimpangan ini memperbesar kesenjangan sosial, mempengaruhi kesempatan pendidikan, akses kesehatan, hingga peluang ekonomi.
Kesenjangan dalam Pendidikan dan Kesehatan


        Salah satu manifestasi paling jelas dari kesenjangan sosial adalah akses yang tidak merata terhadap pendidikan dan kesehatan. Keluarga miskin sering kali tidak dapat mengakses pendidikan berkualitas, yang pada akhirnya memperkuat siklus kemiskinan. Menurut laporan dari Bank Dunia, "40% rumah tangga termiskin di Indonesia hanya memiliki akses terbatas terhadap pendidikan yang baik." Kondisi ini menghambat mobilitas sosial, sehingga mereka yang lahir dalam kemiskinan tetap terjebak dalam lingkaran tersebut, tanpa kesempatan yang jelas untuk memperbaiki nasib mereka.


       Kesehatan juga menjadi sektor yang paling rentan terhadap kesenjangan sosial. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa "akses ke layanan kesehatan bagi 20% masyarakat termiskin sangat terbatas." Masyarakat miskin sering kali tidak mampu membayar biaya layanan kesehatan yang layak, sehingga mereka lebih rentan terhadap penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. Ini semakin memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin, dengankelompok miskin terus berada di posisi yang lemah dalam menghadapi tantangan kehidupan.


    Kesenjangan sosial dan kemiskinan di Indonesia merupakan masalah kompleks yang memerlukan solusi multidimensi. Akar masalahnya tidak hanya terletak pada faktor ekonomi, tetapi juga pada struktur sosial, politik, dan budaya yang timpang. Diskriminasi, ketidaksetaraan gender, dan kurangnya akses terhadap sumber daya alam memperparah kondisi ini. Dampaknya pun terasa luas, mulai dari peningkatan angka kriminalitas dan ketidakstabilan politik hingga melemahnya kohesi sosial. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya komprehensif yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Pemerintah perlu merumuskan kebijakan yang lebih inklusif, seperti reformasi perpajakan yang progresif, peningkatan anggaran untuk pendidikan dan kesehatan, serta pemberdayaan UMKM. Sektor swasta juga memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja dan investasi yang bertanggung jawab. Masyarakat sipil dapat berkontribusi melalui kegiatan filantropi, advokasi, dan partisipasi dalam pembangunan. Dengan kerja sama yang solid, kita dapat menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.

    Solusi untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan sosial melibatkan pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan keterampilan dan akses modal, peningkatan pendidikan yang dapat diakses semua lapisan masyarakat, serta pembangunan infrastruktur merata. Kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan solusi berkelanjutan yang membawa perubahan nyata.

        Mari kita sadari bahwa kita hidup dalam dua dunia---antara kemewahan dan kekurangan. Kesenjangan sosial dan kemiskinan di Indonesia membutuhkan solusi inklusif dan berkelanjutan. Kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat diperlukan untuk menciptakan pemberdayaan ekonomi, akses pendidikan merata, dan infrastruktur yang memadai. Melalui upaya bersama, kita dapat mempersempit kesenjangan dan meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat. Jangan biarkan ketidakadilan menjadi warisan bagi generasi mendatang. Mari kita berjuang untuk menciptakan dunia yang setara, di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih masa depan lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun