Mohon tunggu...
Marselina Primadista Rere
Marselina Primadista Rere Mohon Tunggu... -

*Mahasiswa* Universitas Trisakti - JAKARTA.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menganalisa Teka-teki Sang Mantan yang Terus 'Merasa'

3 Februari 2017   20:36 Diperbarui: 23 Maret 2017   01:01 1570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perbincangan di Indonesia kini semakin memanas, begitulah kiranya. Disamping hebohnya pemberitaan media terkait isu pilkada DKI Jakarta yang menimbulkan perkara dadakan, kini masyarakat kembali dihebohkan dengan pernyataan kegelisahan dan keresahan 'sang mantan' Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yang akhir-akhir merasa 'kasihan' dan merasa 'disadap'. 

Seperti yang kita ketahui mantan presiden RI ke-6 ini adalah salah satu mantan presiden yang begitu giat dan aktif di media sosial terutama twiter. Terdapat beberapa cuitan di twiternya dalam rentan waktu yang tidak terlalu panjang, yang artinya beliau memang sering aktif di media sosial twiter. Setelah mengakhiri jabatan sebagai presiden pada 20 Oktober 2014, SBY memang tidak sering muncul dipermukaam, kecuali dalam beberapa urusan atau kegiatan yang berkaitan dengan partai yang di ketuainya yakni partai demokrat. Namun beberapa waktu ini SBY kembali muncul ke permukaan media bukan karena urusan partai atau sebagainya. Masyarakat tentunya mulai menganalisa apa maksud dan tujuan di balik munculnya SBY yang bisa dikatakan dengan cara yang tiba-tiba.

Di penghujung tahun 2016, tepatnya pada tanggal 02/11/2016 media kembali dihebohkan dengan ungkapan "lebaran kuda" yang disampaikan oleh SBY ketika menggelar pertemuan dengan para wartawan di kediamannya untuk menanggapi situasi terkait desakan penangkapan gubernur DKI Jakarta dan terkait aksi 411 serta beberapa isu lainnya seperti aset kekayaan dan hibah rumah dan tanah dari negara. Lebaran kuda secepat kilat menjadi isu hangat ditengah masyarakat. Hal tersebut langsung mendapat respon dari beberapa kalangan masyarakat maupun media yanng mengaitkan pernyataan tersebut dengan kunjungan presiden RI Jokowi ke kediaman ketua umum partai gerinda Prabowo Subianto dan sempat berkuda berkeliling disekitar kediaman Prabowo.

Kembali mengundang simpatik dan respond masyarakat pada 20/01/2017 dengan cuitan beliau pada akun twiter pribadinya @SBYudhoyono : "Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela, Kapan rakyat & yg lemah menang?  SBY", Hal ini tentunya kembali mengundang simpatik publik yang sedang bereuforia menyongsong pilkada DKI Jakarta. Secara langsung SBY menyampaikan rasa kasihan pada NKRI yang dianggapnya telah dikuasai oleh penyebar hoax dan fitnah. Pernyataan dan curhatan pribadi ini tentunya mempunyai sasaran, yakni kemenkominfo dan pemerintah lainnya.

Belum lama juga, beberapa waktu yang lalu setelah sidang ke-8 kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnawa atau Ahok , Publik kembali dihebohkan  dengan pernyataan SBY yang merasa bahwa dirinya tengah di sadap oleh oknum-oknum tertentu demi kepentingan tertentu. Hal ini berawal dari pengacara Ahok bertanya pada saksi yakni Kyai Ma'ruf Amin selaku ketua MUI yang dihadirkan pada saat itu mengenai percakapan Kyai Ma'ruf Amin dengan SBY terkait desakan untuk mengeluarkan fatwa mengenai kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok dan lainnya. Namun pertanyaan itu di jawab 'Tidak ada' oleh ketua MUI. Hal ini pun menimbulkan reaksi lanjutan dari pengacara Ahok yang menyatakan mempunyai bukti percakapan tersebut. Tidak menunggu lama, SBY yang dalam hal ini merasa telah disadap dan langsung dengan segera meminta pertanggungjawaban presiden RI dan pemerintah untuk memberikan klarifikasi mengenai penyadapan tersebut. Namun sayang, tuntutan SBY dinilai salah arah, dimana mengait-kaitkan persoalan ini dengan presiden. 

Masyarakat pun mulai menganalisa apa maksud dan siapa objek dari sederet persoalan yang sedang dimainkan. Tidak menutup kemungkinan bahwa hal ini pasti berkaitan erat dengan pilkada DKI Jakarta yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Dimana salah satu kandidat adalah anak pertama dari SBY sendiri, yakni Agus Harimurti Yudhoyono. Ataukah upaya untuk menutupi kesalahan masa lalu ?.  Bola panas sedang digelindingkan, entah akan berhenti pada tangan siapa. Yang jelas, hanya si pemilik bola yang mengetahuinya. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun