Aku melihat diriku sebagai ibuku
Yang menutupi perasaannya kepada buah hatinya.
Akan tiba waktu di mana aku
Tidak berhak cemburu saat gadis kecil itu
beranjak mencintai orang lain
Tidak patut cemburu jika ia
tak lagi berbagi kisah tentang
teman yang mengganggu harinya
karena dibuat lupa oleh kelakuan si Pengagum Rahasia
yang diam-diam menyelipkan sebatang cokelat di laci meja
Akan tiba waktu di mana puan beliaku
lebih peduli pada lelaki yang
belum tentu jadi akhir hidupnya
daripada sekadar mengucapkan terima kasih
pada manusia yang
sudah susah payah melahirkannya
Akan ada pula waktu di mana aku
mengerjakan perkara domestik
sampai senyar seluruh tubuh
sedang ia rebah di kasur seraya
tersenyum lebar menatap gawai
Akan tiba waktu di mana aku terlalu
keras hingga ia mencuri celah
lalu pergi begitu saja dari rumah
berkeliling kota dengan motor bebek
sambil mendengarkan bualan manis
dari mulut tuan bermodal cokelat
Lambat laun aku tidak mengenal dia lagi
Aku tidak cukup mengerti
isi pikiran dan hatinya
bahagia dan lelahnya
ingin dan jangannya
Helai ratapan makin menggunung di dalam galihku
Aku merasa gagal mencintainya.
Pada kokok ayam yang pertama
aku segera berdoa pada Tuhan
hubaya-hubaya gadis itu segera mencintaiku lagi.
Tempat merenung bebas, 22 Agustus 2019