Mohon tunggu...
Marsel Jahanut
Marsel Jahanut Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Sosial Politik, Penggemar Diskursus, Penyuka Dialektika

Penulis Lepas, Penggiat komunitas Sosial Politik Bahasa dan media

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hindari Politik Lempar Batu Sembunyi Tangan di Mabar

6 September 2020   11:38 Diperbarui: 7 September 2020   15:27 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: Istimewa)

Bicara prestasi seorang pemimpin, biasanya tidak menutupi kemungkinan ada sosok di belakangnya. Orang ini mempunyai pengaruh yang cenderung sangat besar, baik terhadap personal seorang pemimpin maupun terhadap kepentingannya. Jika menukil dari teori politik, ada yang namanya relasi patron-klien. Seorang pemimpin sebagai patron dan orang yang punya kepentingan (klien - bisa pengusaha atau pejabat) yang konon bertendensi kuat "menyetir" sang patron.

Jika menilik kembali ke konstelasi sosial politik di Manggarai Barat, ketidakberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh orang-orang di belakangnya. Bisa penyokong dana atau logistik, ideologi, ataupun relasi kekerabatan. Oleh karenanya, tidak bisa semata-mata menuding kiprah seorang pemimpin sendirian karena faktor dirinya semata. Di Mabar, bisa jadi itu sebuah keniscayaan besar. Bahkan di semua wilayah di Indonesia.

Ketika saat ini semua mata melihat kepada performa kepemimpinan Gusti Dula, jangan lupakan pula siapa tokoh utama yang menyokong beliau hingga menjadi Bupati Mabar. Beliau bisa dikatakan sebagai tokoh pendukung utama pemimpin yang sekarang disebut tidak memiliki prestasi. Hal ini sudah jadi rahasia umum di Mabar.

Ironisnya, yang bersangkutan sebenarnya juga memiliki tanggung jawab dan tugas untuk mengawal, mengoreksi dan menjadi mitra kerja sang pemuncak eksekutif di Mabar. Tak lain dan tak bukan karena pucuk pimpinan legislatif di Mabar adalah instrumen check and balance kinerja sang Bupati. Tak seharusnya ada aksi lepas tangan dari sang legislatif yang punya tanggung jawab untuk meluruskan kerja sang eksekutif.

Namun justru saat ini, beliau ini ternyata juga berhasrat untuk mendaki tangga kekuasaan untuk menggantikan sosok yang disebut-sebut nirprestasi itu. Aroma persaingan demi kontestasi pilkada Mabar 2020 pun kian menyengat, bahwa tudingan dadakan itu muncul untuk menyerang kandidat yang kebetulan adalah pasangan pejabat kepala daerah alias petahana saat ini. Kenapa baru muncul saat ini? Kemarin-kemarin kemana saja e'e? Adakah pesan sponsor bermain?

Ibaratnya hanya berganti kulit saja, jika sang pengatur dari belakang layar telah terlihat kegagalannya mengiringi patronnya, ternyata berkehendak menggantikan posisinya ke depannya. Apa jaminan bahwa ketika kekuasaan digenggamnya, akan mampu membawa Mabar menuju prestasi keberhasilan yang jauh lebih baik, jika rekam jejaknya sebagai pengawas eksekutif boleh dikatakan juga gagal alias minim prestasi jua?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun