Saya Penulis atas nama Marselina Valentin, Mahasiswa Fakultas Ekonomi di Universitas Flores memberitakan Situasi Ekonomi Masyarakat pada masa pandemic dan terlebih saat pemberlakuan PPKM di Kabupateen Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya yang bergelut di bidang Usaha Kecil Menengah.
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat dan PPKM Mikro menjadi opsi yang diambil pemerintah dalam menekan angka kasus harian Covid-19, khususnya varian delta. Saat ini pemerintah menerapkan PPKM Darurat yang mengakibatkan tekanan pada ekonomi masyarakat khususnya pengusaha kecil, ujar bapa Putu Adrian  (PA) Selaku pemilik tokoh yang terletak di jalan Sam Ratulangi.
(PA) menyatakan bahwa sejak diberlakukannya PPKM level 4, kami pengusaha kecil ini merasa sangat dirugikan. Ekonomi rumah tangga semakin menurun karena tidak bisa melakukan jalan pasar yang merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhaan hidup. Alasannya karena pada PPKM Darurat ini masyarakat tidak diijinkan untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan banyak orang, apa lagi kegiatan di pasar. Jika PPKM Darurat ini terus diperpanjang maka kami masyarakat kecil ini akan tertekan dalam hal perekonomian.
Saya sangat khawatir dan terpukul sekali. Kalau toko ditutup pemasukan otomatis tidak ada, sementara pengeluaran tetap karena harus bayar tempat usaha. Lalu kami dapat uang dari mana?" kata bapa Putu Adrian saat diwawancarai, Sabtu (23/10). Jika Covid ini masih berkepanjangan dan tidak ada kepastian tentu pelan- pelan dan pasti tinggal menunggu waktu akan lebih banyak pengusaha yang akan tumbang khususnya pelaku UMKM yang sangat rentan dengan kondisi ini, lanjutnya (PA).
Tekanan semakin besar karena bapa Putu Adrianus  harus membayar cicilan pinjaman sebesar sebagai modal usaha. Beliau meminjam modal ke bank untuk memulai kembali usahanya yang dulu dihantam Covid-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ini sudah dikurang-kurangi dagangannya, dimana barang dagangannya semakin berkurang, tambah bapa Putu Adrian.
Â
Beliau meminjam modal ke bank untuk memulai kembali usahanya yang dulu dihantam Covid-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ini sudah dikurang-kurangi dagangannya, dimana barang dagangannya semakin berkurang, tambah bapa Putu Adrian.
Bapa Putu Adrian merupakan tulang punggung keluarga. Dia khawatir tak dapat melanjutkan biaya sekolah anak-anaknya. Ia bingung berapa lama lagi bisa bertahan untuk dagang jika kondisi penjualannya terus menurun.
Tapi kami mau berbuat apa? Tidak bisa. Kami hanya berharap agar pemerintah bertanggung jawab ke kami karena melakukan PPKM," katanya. (PA) juga menyampaikan harapannya semoga pandemic ini cepat berakhir dan dengan adanya campur tangan pemerintah dapat memulihkan kembali ekonomi masyarakat pada umumnya.
Â
Sabtu, 23/10/2021
Keterangan: Bapa (PA) Sambil menceritakan usahanya pada masa pandemic khususnya saat diberlakukan PPKM Level 4.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H