Mohon tunggu...
Marsela Aiska Arcika
Marsela Aiska Arcika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dalam konsep Ide Dan Realitas

10 Januari 2025   09:47 Diperbarui: 10 Januari 2025   09:47 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi plato filsafat sama dengan dialektika, artinya ilmu yang mempelajari ide-ide dan prinsip-prinsip pertama, dengan kata lain baginya bersifat teoritis. Itulah sebabnya iya berpendapat bahwa orang muda harus dididik menjadi warga negara yang baik sehingga bisa mengambil bagian dalam pemerintahan dengan dialektika. Itulah tujuan utama sekolahnya Akademia (Sekolah yang dibangun plato). 

Aristoteles membedakan antara pengetahuan teoritis dan pengetahuan praktis. Ilmu pengetahuan praktis seperti etika dan politika membahas hal yang konkret atau apa yang harus dilakukan kini dan di sini. Pengetahuan yang dihasilkannya tidak semua umum dan eksak (tanpa pengecualian) seperti pengetahuan yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan teoritis. Sebagai ilmu pengetahuan teoritis filsafat mempunyai banyak cabang. Cabang yang menduduki peringkat tertinggi adalah metafisika oleh Aristoteles disebut juga "filsafat pertama", yang mempelajari yang ada sejauh ada (Being as being). Bisa dikatakan juga bahwa metafisika mempelajari segala sesuatu yang ada menurut cara beradanya, yaitu sebagai substansi atau aksiden, misalnya kuantitas, kualitas,dan sebagainya. (Sebagi contoh:warna biru adalah kualitas yang menandai sebuah substansi). Disamping itu, dalam metafisika Aristoteles bicara juga tentang being tertinggi, yaitu " penggerak yang tidak digerakkan", maksudnya adalah penyebab yang tidak disebabkan atau Allah. Rupanya dengan demikian Aristoteles cenderung ke monoteisme, meskipun tidak pernah ia menolak politeisme Yunani yang tradisional. 

Terlepas dari perbedaan-perbedaan dalam pemikirannya tentang konsep ide dan realitas, keduanya memiliki nama besar dan pengaruh yang tak terbantahkan. Baik dalam dunia kefilsafatan maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan manusia abad modern ini. 

Mengingat kembali filsafat Plato dan Aristoteles. Perbedaan keduanya ibarat pertanyaan lama tentang lebih dulu mana antara telur dan ayam. Tentang teori idealisme dan teori realisme.Idealisme ibarat telur, realitas ibarat ayam. Menurut plato, ide mendahului realitas. Sedang menurut Aristoteles, realitas, mendahului ide. Gambaran lain, lebih dulu mana kita punya konsep dan ide (di dalam pikiran) tentang api yang bisa kita lihat dan rasakan dengan indra. Atau kita melihat lebih dulu api dengan panca indra baru kita punya ide/konsep tentang api. 

Plato (427-347 SM). 

Menulis banyak tetapi semua tulisannya berbentuk dialog. Menurut pendapat plato, realitas seluruhnya seakan-akan terbagi atas dua dunia yang hanya terbuka bagi rasio dan dunia yang hanya terbuka bagi panca indra. Dunia pertama terdiri dari ide-ide merupakan objek bagi rasio dan menghasilkan pengetahuan sejati. Memandang dunia ideal yang sempurna itu. Jadi menurut plato mengenai manusia dalam diri manusia digabungkan dua makhluk yang kodratnya sama sekali berbeda yaitu tubuh dan jiwa sebelum dilahirkan dalam tubuh jasmani juga sudah ada teman dan ide-ide sekarang jiwa seolah-olah terkurung dalam tubuh dan senantiasa rindu pemandangan bahagia yang dinikmati sebelum lahir dalam tubuh. Namun dalam kondisi jasmani yang pertama di pandang dan ingatan itu dapat dihidupkan kembali sejauh manusia melepaskan diri dari dunia jasmani. Akhirnya pemikiran plato inilah yang mendamaikan antara pemikiran Heraklitos dan parmenindes. 

Aristoteles (384-322 SM). 

Aristoteles, memindahkan fokus dari alam ke manusia, Aristoteles bukan penduduk asli Athena melainkan penduduk Thrake, Yunani utara dan pindah ke Athena untuk belajar di sekolah plato (Akademia).Awalnya pemikiran Aristoteles sangat dekat dengan plato gurunya. Namun demikian lama Aristoteles mencari jalanya sendiri. Perbedaan antara filsafat Plato dan Aristoteles digambarkan dengan pelukis italia masa Renaisans Raffaele (1483-1530). Di lukisan itu tampak Plato dengan telunjuknya ke atas dan tangan Aristoteles mengisyaratkan ke tanah. Pemikiran Aristoteles memang selalu down to earth dan karena itu menolak ajaran plato tentang ide-ide. Menurutnya, tidak ada dua dunia tetapi satu saja, yaitu dunia dimana kita hidup. Melalui jalan abstraksi, rasio dapat menemukan yang umum dan tetap di dalam benda-benda konkret yaitu hakikatnya (eidos). Dalam hal ini plato juga mengatakan hal yang sama bahwa benda konkret terdiri atas bentuk dan materi. Bentuk itu sama dengan eidos atau hakikat tadi bentuk membuat benda menjadi seperti apa-adanya atau what itu is. Materi membuat benda menjadi benda konkret ini that it is this thing berbeda dari semua benda lain. Dengan begitu bentuk tidak pernah lepas dari materi.Seperti semua makhluk jasmani lain, manusia pun terdiri atas bentuk dan materi. Jiwa (psyche) adalah bentuk dan tubuh adalah materi. Bagi Aristoteles jiwa adalah prinsip hidup, sehingga semua makhluk hidup mempunyai jiwa. 

Ada tiga macam jiwa menurut Aristoteles, yaitu:

. Tumbuhan, mempunyai jiwa vegetatif.

. Hewan, mempunyai jiwa sensitif, yang memungkinkan pengenalan inderawi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun