Mohon tunggu...
Marsefio
Marsefio Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Komunikasi di Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Pelita Harapan Karawaci Tangerang. Saat ini sedang menempuh studi S3 di Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta

Kegemaran saya adalah menulis, menonton film, mengajar, melakukan kegiatan sosial dan kemasyarakatan serta menjadi trainer untuk pelatihan komunikasi efektif untuk sekolah sekolah, public speaking skkill untuk korporat serta kehumasan pemerintah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Abraham Kuyper: Teolog, Filsuf dan Pembaharu Ekonomi - Mengungkap Pemikiran Inti dan Relevansinya dalam Konteks Indonesia

29 Februari 2024   10:31 Diperbarui: 29 Februari 2024   19:22 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pendahuluan

Pada era globalisasi yang semakin terkoneksi secara luas, tantangan ekonomi dan bisnis tidak lagi terbatas pada batas-batas negara, tetapi melintasi wilayah dan menghadirkan dampak yang merata di seluruh dunia. Di tengah dinamika ini, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan populasi yang besar dan kekayaan alam yang melimpah, menjadi sorotan utama dalam perdebatan tentang pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Dalam pandangan global, kita menyaksikan pergeseran paradigma dalam pemikiran ekonomi dan bisnis. Konsep-konsep seperti tanggung jawab sosial perusahaan, pembangunan berkelanjutan, dan inklusi keuangan semakin mendapat perhatian luas sebagai tanggapan terhadap tantangan global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan ekonomi, dan kemiskinan yang masih marak terjadi. Negara-negara, termasuk Indonesia, dihadapkan pada tuntutan untuk menyesuaikan dan mengejar pembangunan yang berkesinambungan dalam konteks ini.

Di Indonesia sendiri, gambaran kondisi ekonomi dan bisnis tidak selalu mencerminkan potensi yang sebenarnya. Meskipun memiliki sumber daya alam yang kaya dan populasi yang besar, tantangan seperti kesenjangan sosial yang dalam, ketidaksetaraan ekonomi, dan korupsi masih menjadi hambatan utama dalam perjalanan menuju pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memetakan pemikiran-pemikiran yang dapat memberikan pandangan baru dan solusi-solusi inovatif dalam mengatasi tantangan-tantangan ini.

Dalam tulisan ini, pembaca  diajak untuk menjelajahi pemikiran Abraham Kuyper, seorang tokoh terkemuka dalam aliran Neo-Calvinisme, dan bagaimana konsep-konsepnya dapat diterapkan dalam konteks ekonomi dan bisnis Indonesia saat ini.

Dengan melihat pada landasan pemikiran Kuyper, kita dapat menggali wawasan yang berharga tentang bagaimana membangun ekonomi dan bisnis yang lebih etis, berkeadilan, dan berkelanjutan di Indonesia.

Mari kita mulai terlebih dulu dengan melihat latar belakang dan pemikiran inti Abraham Kuyper dalam hubungannya dengan ekonomi dan bisnis.

Latar Belakang

Biografi Abraham Kuyper

Abraham Kuyper lahir pada tanggal 29 Oktober 1837, di Maassluis, Belanda. Dia dibesarkan dalam keluarga yang taat beragama, dan sejak dini, Kuyper menunjukkan bakat intelektual yang luar biasa. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Kuyper melanjutkan pendidikannya di Gymnasium di Leyden, di mana dia menunjukkan minat yang kuat dalam studi filsafat dan teologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun